Mohon tunggu...
Fitrah Abdilah
Fitrah Abdilah Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis

Menulislah, maka kamu akan ada dalam sejarah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berpuasa ala Media Televisi

4 Mei 2021   17:30 Diperbarui: 4 Mei 2021   17:46 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Berpuasa Ala Media Televisi

Pagi yang cerah, suara burung yang saling bersautan menambah suasana syahdu untuk saya yang sedang menantikan mentari terbit dari ufuk timur. Masih dalam suasana menikmati bulan romadhon 1442 hijriah yang tentunya penuh akan nikmat dari Sang Maha Pemberi Rezeki. Menyisakan tidak lebih dari 10 hari lagi sebelum memasuki hari kemenangan bagi ummat Islam. Sahur sudah, sholat sudah, dan baca buku juga sudah, semoga hari ini akan menyenangkan karena diawali dengan hal positif.

Romadhon memang bulan bertabur berkah dan hal positif. Masyarakat berbondong-bondong membuat upaya kebaikan demi memeriahkan bulan istimewa ini. Media, utamanya media audio visual seolah juga ikut menjalankan 'puasa' layaknya penonton yang menunaikan kewajiban tersebut.

Saat bulan romadhon, bagi siswi yang menempuh pendidikan di sekolah umum, biasanya diwajibkan berhijab oleh pihak sekolah masing-masing. Setelah libur hari raya idul Fitri, siswi dibebaskan kembali, jilbabnya dipersilahkan untuk ditanggalkan atau tetap Istiqomah seperti yang dilakukan selama bulan romadhon. Sama halnya televisi, seperti itulah geliat kotor mereka untuk memaniskan program siaran.

Entah sejak kapan tradisi ini sudah berlangsung, namun hal ini cukuplah untuk mengocok perut sebagai selingan hiburan. Di bulan romadhon, tim kreatif akan membuat konten mereka sekreatif mungkin dengan tujuan memikat penonton lokal yang mayoritas Islam. Tentu saja hal tersebut akan mengundang rasa simpati penonton, sehingga citra stasiun televisi akan cerah.

Bayangkan saja. Mulai dari iklan, sinetron, ucapan selamat, bahkan acara gosip, semuanya akan terlihat syar'i. Tapi tetap saja, kebusukan tetaplah kebusukan, jika memang mereka tergerak untuk berpuasa, mengapa tayangan gosip tetap disiarkan, hanya dikamuflase saja oleh presenternya yang mengenakan kerudung. 

Tak terkecuali sinetron. Masih banyak sinetron yang mempertontonkan dusta, fitnah, adu domba, dan hal-hal tercela lainnya. Namun semua seolah bisa dinetralisir dengan kehadiran pemain tamu yang memang memiliki kemampuan istimewa.

Pemain tamu tersebut biasanya piawai ketika membaca Alquran serta mahir untuk berdakwah. Tidak peduli apakah perannya koheren terhadap jalan cerita atau tidak, biasanya hal tersebut akan membuat penonton luluh. Kemudian, rating akan stabil bahkan naik karena penonton sudah tersentuh secara batiniah.

Beberapa plot sengaja dibuat dengan menonjolkan sisi 'Islam', seperti adegan sholat dan tilawah Al-Quran yang semua tentu hanya lipsing, karena pemainnya saja non-muslim. Namun, bagi penonton yang peka akan kejanggalan, hal tersebut sudah cukup membuat dahi mengkerut. Mungkin lebih baik ada komposisi tersebut daripada tidak sama sekali, pikir mereka.

Iklan pun demikian. Selama bulan romadhon, produsen akan menciptakan iklan dengan nuansa islami, tentunya hal tersebut bertujuan untuk memikat hati penonton dan calon pembeli yang tentunya mayoritas Islam. Masyarakat pasti akan memiliki sugesti sendiri, dan cepat atau lambat akan membeli produk yang dijual. 

Itulah keberagaman Indonesia. Dengan berbagai macam agama, tetap saling menghargai dan mendukung satu sama lain. Indonesia memang surganya bentuk toleransi, jangankan masyarakatnya, medianya saja juga punya toleransi yang tidak perlu diragukan lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun