Mohon tunggu...
firza syailendra
firza syailendra Mohon Tunggu... Warga di jkt

Im fat n un fashion able

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Si Seratus

5 Oktober 2025   05:19 Diperbarui: 5 Oktober 2025   05:19 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam tiga bulan kemarin ini saya kos dan diajarkan bahwa jika ada seorang yang kena pasal lalu pa polis tidak memasukkan ke bui, maka orang tsb bebas diluar selama 100 hari, namun punya tugas menyeret yang lain, jika menyeret nya dengan membuat suatu kejadian  maka di era saya smu itu namanya tukar kepala. 

Di sini saya curiga sifat sifat dari kaum tato yang dibuat tidak hanya dari pergaulan namun ada bantuan pa polis, disini di kamar ku itu karena numpang, jadi ada kunci dua, bahkan jika ku tidur, orang bisa masuk. 

Hal seperti punya air galon di kamar itu adalah mimpi, orang rumah punya cairan yang asalnya dari lab pa polis, misal cairan tuk tetiba flu, punya ingus hijau, atau tetiba pusing dan air rasa lain, konon di bui ada satu hari air rasa yang lain, padahal air isi ulang itu murah per 3000 rupiah namun ada suatu tradisi air rasa sesuatu. 

Di sini air galon bisa tercampur baby oil, kan minyak nya bisa bikin gagal ginjal, entah kenapa itu dilakukan, jika saya beli galon maka dicampur, di awal saya sebelum kos bahkan dicampur dengan sabu cair, saya coba tes urine di puskesmas namun harga sangat mahal yaitu 250k sedang alat tes pack hanya 50k, dan tidak hanya itu, petugas tetiba arogan mau menahan. 

Akhirnya saya ke lab swasta yang harga 150k, awalnya baik baik saja pelayanan nya, setelah saya bayar, tetiba staf nya arogan minta ktp lalu ia scan sebesar hvs lalu ia ribut kasih tahu satpam dan orang luar, ini jadi tak privasi, agak aneh karena dulu biasa saja, namun saya berani ambil hasil di sore hari dan tidak ditahan satpam, dan hasilnya negatif? Bagaimana bisa sedang saya telah dicekoki sabu cair di rumah. 

Saya simpulkan dirumah ada anak rutan yang dilepas tuk tukar kepala, ia suka mencemari makanan dan minuman, katanya di rutan, hadiah makanan dan minuman dari keluarga, itu harus habis sehari, ya dibagi bagikan, jadi ia merusak makanan dan air saya, dari roti, ia campur cairan asam, dan mentega bahkan saus roti ia campur semua, ini tindakan anak tato di agama yang merugikan namun mereka sosialisasi kan seolah lumrah. 

Bantuan cairan itu dari lab pa polis, ku tau ketika sedang rehabilitasi dan ada beberapa pengenalan hasil lab, dan di demonstrasi kan, entah pa polis yang mana karena pa rw juga punya polis rw sambung polsek. 

Hal seperti ini, jika saya keluar rumah dan lupa bawa misal nasi yang telah dimasak, maka saya kaget dan istighfar karena nanti nasi itu harus saya buang karena tak bisa dimakan. 

Hati hati jika dirumah ada anak tato atau anak 100 hari, nanti bisa tidak makan dan minum lalu memenuhi mini Mart, beli roti beli air seliter, maap saja ku curiga gerakan ini ya buat bikin laku minimart juga. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun