Di tengah meningkatnya kekhawatiran global terhadap pencemaran lingkungan, sekelompok mahasiswa dari Fakultas Teknik Universitas Nusantara berhasil menciptakan inovasi yang tidak hanya kreatif, tapi juga berdampak sosial dan ekologis besar. Mereka menamai temuan mereka EcoBrick
 bata ramah lingkungan yang terbuat dari sampah plastik rumah tangga.
Gagasan ini bermula dari proyek tugas mata kuliah "Teknologi Material Ramah Lingkungan", ketika Rani Pratiwi, mahasiswa tingkat akhir bersama empat temannya mulai bereksperimen dengan ide daur ulang plastik. "Kami setiap hari melihat tumpukan sampah plastik di sekitar lingkungan kampus dan tempat tinggal kami. Rasanya kami harus melakukan sesuatu, walau dari hal kecil," ujar Rani ketika diwawancarai di sela-sela kegiatan pelatihan komunitas.
EcoBrick dibuat dengan cara mengisi botol plastik bekas dengan limbah plastik non-organik seperti kantong kresek, pembungkus makanan, dan serpihan plastik kecil, lalu dipadatkan hingga keras. Botol-botol ini kemudian dapat disusun layaknya batu bata biasa dan digunakan untuk membangun furnitur taman, pot tanaman, hingga bangunan kecil seperti rumah belajar atau pos ronda.
Yang membuat inovasi ini menarik bukan hanya aspek teknisnya, tapi juga gerakan sosial di baliknya. Tim ini aktif mengajak masyarakat, terutama anak muda dan ibu-ibu rumah tangga, untuk ikut serta membuat EcoBrick melalui workshop gratis di berbagai RT dan sekolah di wilayah Yogyakarta.
"Awalnya hanya tugas kampus, tapi ternyata responsnya sangat positif. Sekarang kami rutin mendapat undangan dari komunitas lingkungan bahkan LSM," tambah Danu, salah satu anggota tim.
Melalui akun Instagram @ecobrick.nusantara, mereka membagikan tips pembuatan, manfaat, dan cerita inspiratif dari warga yang mulai menerapkan metode ini. Hingga kini, akun mereka telah diikuti lebih dari 3.000 pengguna dan telah dihubungi oleh dua perusahaan konstruksi yang tertarik menerapkan konsep *EcoBrick* untuk proyek CSR mereka.
Dosen pembimbing mereka, Ir. Susanto Wibowo, M.Eng, menambahkan bahwa proyek ini tidak hanya memberi nilai akademik tetapi juga memupuk jiwa sosial dan kewirausahaan mahasiswa. "Inovasi seperti ini yang kita butuhkan---sederhana, aplikatif, dan berdampak nyata," ujarnya.
Di era di mana perubahan iklim menjadi isu sentral, inisiatif seperti EcoBrick menunjukkan bahwa anak muda punya peran penting dalam membawa perubahan. Mereka tidak hanya berpikir kritis, tapi juga bertindak nyata, memberi solusi untuk masalah lingkungan dari hal-hal yang selama ini kita anggap sepele: sampah plastik.
Mungkin, dengan semangat dan kolaborasi seperti ini, masa depan yang lebih bersih dan hijau bukan lagi sekadar mimpi.
Ditulis oleh: Firza Diky Prasetyo Â
Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Pandanaran
#EcoBrick #InovasiMahasiswa #DaurUlang #KampusHijau #KompasianaFeature