Mohon tunggu...
Firoh Fitriani Kusuma
Firoh Fitriani Kusuma Mohon Tunggu... Undergraduate Development Economics Student at Universitas Negeri Semarang

Firoh (19) is a students of development economics major who has experience in public relations, which enhanced her comunication and collaboration skills. She is a creative and challenging student and has a deep interest in economics, analysis and design. Her excellence in graphic design, academic writing, and communication, as well as her enthusiasm for new ideas and foreign languages reinforces her analytical skills and strong business acumen.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pindah Negara, Pindah Nasib? Peluang vs Tantangan Migrasi Tenaga Kerja di Era Globalisasi

14 Mei 2025   08:59 Diperbarui: 31 Mei 2025   14:01 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Abdullah Damar Jati (2307040156)
Firoh Fitriani Kusuma (2307040188)
Luthfiatul Lathifah (2307040192)

Migrasi tenaga kerja adalah fenomena perpindahan individu atau kelompok dari satu tempat ke tempat lain, baik dalam satu negara maupun antar negara, dengan tujuan utama untuk mendapatkan pekerjaan dan gaji yang lebih baik. Di era globalisasi saat ini, arus migrasi semakin meningkat sebagai akibat dari kemajuan dalam bidang transportasi, komunikasi, dan teknologi yang telah membuat mobilitas antara negara dan wilayah menjadi lebih mudah. Selain itu, kondisi sosial ekonomi yang tidak mendukung, disparitas upah, dan sedikit lapangan kerja di daerah asal adalah faktor pendorong lainnya. Sementara itu, daerah tujuan migrasi biasanya menawarkan peluang ekonomi yang lebih menjanjikan, infrastruktur yang lebih baik, dan standar hidup yang lebih tinggi. Fenomena ini memiliki banyak manfaat, termasuk peningkatan kesejahteraan pribadi dan keluarga melalui remitansi, transfer pengetahuan dan keterampilan, dan peningkatan produktivitas di beberapa industri. Selain itu, migrasi dapat membantu pasar tenaga kerja menjadi seimbang dan mengatasi kekurangan tenaga kerja di negara atau wilayah yang dituju. Sebaliknya, migrasi tenaga kerja menimbulkan tantangan yang signifikan. Ini termasuk peningkatan ketimpangan sosial, urbanisasi yang tidak terkendali, dan masalah perlindungan hukum dan hak-hak pekerja migran yang seringkali tidak memadai. Selain itu, negara asal berisiko kehilangan tenaga kerja yang produktif, terutama jika migrasi berlangsung secara permanen tanpa upaya reintegrasi atau pemanfaatan hasil migrasi secara optimal. Oleh karena itu, untuk memaksimalkan manfaat dan mengurangi risiko dari fenomena migrasi tenaga kerja, kebijakan yang inklusif dan melindungi pekerja migran sangat diperlukan.


Berikut beberapa faktor pendorong migrasi tenaga kerja di era globalisasi :
1. Kesenjangan Ekonomi
Pekerja migran biasanya berasal dari negara berpenghasilan rendah dengan sedikit peluang kerja dan memilih untuk pindah ke negara dengan ekonomi yang lebih kuat dan upah yang lebih besar. Salah satu insentif utama adalah perbedaan pendapatan yang dapat mencapai sepuluh hingga lima belas kali lipat. Selain membayar pekerja, negara tujuan juga menawarkan kondisi kerja yang lebih baik, perlindungan sosial, dan peningkatan akses ke layanan publik. Meskipun migrasi menawarkan keuntungan ekonomi, migrasi juga dapat menyebabkan kehilangan otak, jadi diperlukan kebijakan yang adil dan berkelanjutan antara negara asal dan tujuan.

2. Perkembangan Teknologi dan Transportasi
Migrasi tenaga kerja telah menjadi lebih mudah berkat kemajuan dalam transportasi dan teknologi informasi. Semakin murahnya biaya perjalanan membuat perjalanan antarkota dan antarnegara lebih mudah dan cepat. Selain itu, kemajuan internet dan platform media sosial memungkinkan orang untuk dengan mudah mendapatkan informasi tentang peluang kerja, cara migrasi, dan keadaan di negara tujuan. Calon migran dapat mencari pekerjaan, menghubungi agen, dan menyiapkan dokumen secara online dengan mudah. Selain itu, media sosial berkontribusi pada pembentukan jaringan dan komunitas yang membantu orang beradaptasi di tempat baru. Untuk banyak orang, migrasi menjadi pilihan yang lebih masuk akal dan terjangkau berkat kemudahan ini.

3. Perubahan Demografis
Negara maju dan negara berkembang saling melengkapi di pasar kerja global. Negara berkembang memiliki populasi muda yang lebih besar namun menghadapi tekanan pengangguran, sementara negara maju menghadapi kekurangan tenaga kerja karena populasi yang menua. Kondisi ini mendorong migrasi tenaga kerja dari negara berkembang ke negara maju; ini menguntungkan kedua belah pihak: negara maju dapat mengisi kekosongan tenaga kerja, dan negara berkembang memperoleh manfaat ekonomi dari remitansi dan pengembangan keterampilan. Meskipun demikian, regulasi yang adil dan kerja sama tetap diperlukan untuk memastikan migrasi aman dan berkelanjutan.

4. Kebijakan Imigrasi
Program pekerja tamu, visa kerja, dan perjanjian bilateral antar negara melindungi hak-hak pekerja migran. Tidak hanya program ini memberikan perlindungan hukum dan akses ke layanan dasar, tetapi juga membantu migrasi melalui jalur legal yang jelas. Dengan kebijakan ini, pekerja migran dapat bekerja dengan aman dan produktif sekaligus menghasilkan uang bagi negara asalnya. Namun, perlindungan tetap bergantung pada pelaksanaan yang konsisten dan pengawasan dari kedua belah pihak.

5. Jaringan Sosial dan Diaspora
Komunitas diaspora yang sudah mapan membantu migran baru dengan menyediakan dukungan, informasi, dan peluang kerja. Komunitas ini mempermudah integrasi migran baru melalui jaringan sosial, informasi tentang prosedur migrasi, dan akses ke pekerjaan. Hal ini menyebabkan fenomena "migrasi berantai" terjadi. Dengan dukungan ini, migran baru dapat lebih cepat membantu ekonomi negara asal mereka dan mempercepat adaptasi. Selain itu, fenomena ini juga menguntungkan negara asal karena meningkatkan remitansi dan investasi dalam ekonomi lokal, tetapi juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam distribusi tenaga kerja terampil.

6. Konflik dan Keamanan
Orang sering meninggalkan negara asal mereka untuk mencari perlindungan dan kesempatan hidup yang lebih baik di negara lain karena ketidakstabilan politik dan konflik. Mereka terpaksa menjadi pengungsi atau pencari suaka untuk menghindari kekerasan, penganiayaan, atau ketidakpastian yang disebabkan oleh keadaan yang tidak aman. Mereka sedang mencari tempat yang lebih aman dan stabil yang akan memungkinkan mereka untuk membangun kembali kehidupan mereka.

7. Perubahan Iklim
Perubahan iklim menyebabkan kekeringan, banjir, dan kenaikan permukaan laut, yang semakin memperburuk lingkungan dan mengancam mata pencaharian orang, terutama mereka yang bergantung pada pertanian dan perikanan. Migrasi "iklim", yang dilakukan oleh individu dan kelompok ke tempat yang lebih aman dengan sumber daya yang lebih tersedia, adalah hasil dari fenomena ini.

8. Globalisasi Pasar Kerja
Seiring dengan semakin terintegrasinya ekonomi global, perusahaan multinasional memindahkan karyawan mereka ke berbagai cabang di luar negeri untuk memanfaatkan keterampilan, memperluas pasar, dan meningkatkan efisiensi operasional. Dengan cara ini, karyawan dapat memperoleh pengalaman internasional dan bisnis juga dapat memperoleh manfaat dari pengetahuan lokal dan pengembangan sumber daya manusia yang lebih luas.

Di era globalisasi, migrasi tenaga kerja menjadi fenomena yang semakin berkembang dan membuka berbagai peluang yang bermanfaat, baik bagi individu maupun negara. Salah satu peluang utama yang muncul adalah akses yang lebih luas ke pasar tenaga kerja global. Dengan berkurangnya hambatan geografis, biaya relokasi, dan kemudahan transportasi, mobilitas tenaga kerja antarnegara menjadi lebih memungkinkan. Saat ini, sekitar 105 juta orang diketahui bekerja di luar negara asal mereka. Fenomena ini menciptakan peluang besar bagi para pekerja dari negara berkembang untuk memperoleh pekerjaan di negara maju yang membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah besar, terutama pada sektor-sektor seperti teknologi dan jasa. Peningkatan kesejahteraan ekonomi juga menjadi salah satu daya tarik utama migrasi internasional. Banyak individu yang bermigrasi dengan tujuan memperoleh penghasilan lebih tinggi atau memanfaatkan keterampilan mereka di pasar kerja yang lebih kompetitif. Hal ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi kehidupan mereka sendiri dan keluarga, tetapi juga bagi negara tujuan yang kerap mengalami kekurangan tenaga kerja akibat populasi yang menua. Kehadiran tenaga kerja muda dan produktif menjadi suntikan baru bagi dinamika ekonomi negara tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun