Mohon tunggu...
Firman Nugroho
Firman Nugroho Mohon Tunggu... Guru - Guru Fisika

Saya adalah seorang guru fisika biasa, dan mempunyai keluarga kecil.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulum Merdeka, Tonggak Baru Pendidikan Indonesia

30 Mei 2023   10:19 Diperbarui: 30 Mei 2023   10:28 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tahun 2023 menjadi tonggak sejarah baru untuk dunia Pendidikan di Indonesia. Setelah berhasil melewati pandemi Covid-19 yang melanda dunia selama 3 tahun, perubahan yang sangat mendasar menjadi langkah awal untuk mendukung visi pendidikan Indonesia, dan sebagai bagian dari upaya pemulihan pembelajaran. Kurikulum Merdeka (yang sebelumnya disebut sebagai kurikulum prototipe) dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik.

Hasil Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa 70% siswa berusia 15 tahun berada di bawah kompetensi minimum dalam memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar. Skor PISA ini tidak mengalami peningkatan yang signifikan dalam sepuluh hingga lima belas tahun terakhir. 

Untuk mengatasi hal tersebut, Kemendikbudristek melakukan penyederhanaan kurikulum dalam kondisi khusus (kurikulum darurat) untuk memitigasi ketertinggalan pembelajaran (learning loss) pada masa pademi. Hasilnya, dari 31,5% sekolah yang menggunakan kurikulum darurat menunjukkan, penggunaan kurikulum darurat dapat mengurangi dampak pandemi sebesar 73% (literasi) dan 86% (numerasi). (https://pusatinformasi.guru.kemdikbud.go.id/)

Walaupun pembelajaran berbasis kurikulum merdeka bisa dikatakan berjalan secara fleksibel, namun demikan proses yang dilaksanakan harus meliputi tiga tahapan, yaitu asesmen diagnostik, perencanaan, dan pembelajaran. Selama proses pembelajaran, guru akan mengadakan asesmen formatif secara berkala, untuk mengetahui progres pembelajaran murid dan melakukan penyesuaian metode pembelajaran, jika diperlukan. 

Pada akhir proses pembelajaran, guru juga bisa melakukan asesmen sumatif sebagai proses evaluasi ketercapaian tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran mata pelajaran fisika, perubahan kurikulum dari K13 menjadi kurikulum merdeka, sangat berdampak pada sub materi yang disampaikan pada kelas X di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Banyak sekali materi yang hilang, dan diganti menjadi materi fisika yang aplikatif di kehidupan sehari-hari. Salah satu materi yang dipertahankan di kurikulum merdeka yaitu tentang energi. Materi ini pun disambungkan dengan salah satu permasalahan lingkungan yang kita hadapi di era ini. Yaitu tentang penerapan energi terbarukan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun