Mohon tunggu...
Firmino Botan
Firmino Botan Mohon Tunggu... Lainnya - Mencoba dengan harapan. Dan berharap untuk terus mencoba

Kesuksesan bukan hanya milik orang-orang yang pintar, melainkan juga milik mereka yang tekun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kekudusan Menuntut Pengorbanan

21 Oktober 2021   09:01 Diperbarui: 21 Oktober 2021   09:02 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kekudusan Menuntut Pengorbanan

Panggilan mengikuti jejak Kristus adalah panggilan menuju kekudusan. Sebab Kristus yang kita ikuti adalah Kudus. Maka kita pun harus Kudus adanya. Kekudusan yang kita peroleh adalah suatu anugerah. Anugerah yang harus diterima, disyukuri, dan diperjuangkan.  Dalam memperjuangkan itu, dibutuhkan pengorbanan. Sebab, Kristus sendiri telah mengorbankan diri-Nya. 

Yohanes Pembaptis menegaskan hal ini pada awal Injil Yohanes, "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia (Yoh. 1:29). Yesus, Sang Anak domba Allah telah terlebih dahulu mengorbankan diri-Nya untuk menguruskan manusia. Dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran (Yoh. 17:19).

Kekudusan adalah tujuan yang harus dicapai dan dimiliki oleh setiap mereka yang mengikuti Kristus. Jalan menuju kekudusan memang tidak mudah. Namun bukan berarti kita berhenti berjuang memperolehnya. Betapun sulit dan penuh tantangan, kita harus tetap semangat dan tekun dalam mengusahakannya. 

Dalam usaha mencapai kekudusan itu kita dituntut untuk rela berkorban. Dimana, kita dituntut untuk mengorbankan segala sesuatu yang menjadi penghambat dalam usaha mencapai kekudusan itu, yakni cara hidup hedonis, konsumeris, hanya mencari kenyamanan, hawa nafsu dan sikap hidup suam-suam kuku/lukewarm. Kita harus merelakan dan melepaskan semuanya itu demi memperoleh kekudusan yang sejati.

Di samping itu, kita juga dituntut untuk memiliki semangat, daya juang, dan ketekunan untuk menghayati hidup panggilan saat ini dengan cinta yang berkobar-kobar. Sebab hanya cinta yang berkobar-kobar yang akan menuntun kita menuju dermaga impian dan cita-cita hidup panggilan yang otentik, yakni kekudusan dalam kebenaran.

Paus Fransiskus dalam eksortasi (seruan) apostolik (pewartaan) yang ketiga dengan judul, Gaudete et Exsultate (Bersukacitalah dan bergembiralah) menyerukan bahwa, "Do not be afraid of holiness. It Will take away none of your energy, vitality, or Joy", jangan takut akan kekudusan. Itu tidak akan menghilangkan tenaga, vitalitas dan kebahagiaanmu. 

Melalui seruan ini, Paus Fransiskus hendak mengajak kita untuk jangan takut pada jalan kekudusan. Bahkan ia mengajak kita untuk dengan penuh sukacita untuk mencapai kekudusan. Sebab kekudusan tidak mengurangi eksistensimu sebagai seorang manusia. Sebaliknya kekudusan akan menyempurnakan eksistensimu sebagai manusia yang sejati.

Hal ini sejajar dengan apa yang dinginkan oleh Yesus, yakni hendaklah kamu sempurna sebagaimana Bapamu sempurna adanya. Jalan kekudusan adalah jalan kesempurnaan, yang mempersatukan kita dengan Allah yang terlebih dahulu mencintai kita manusia yang lemah. Allah sangat menghendaki agar kita manusia yang lemah juga turut bersatu dalam kekudusan yang sempurna bersamanya di Surga. 

Sementara kekudusan itu haruslah diperjuangkan dan diusahakan secara terus menerus, setiap harinya. Maka kita harus berjuang dan berkorban untuk memperoleh kekudusan itu. Walaupun lambat, asalkan jangan putus asa. Walaupun penuh rintangan, asalkan jangan patah semangat. Walaupun diliputi duka dan air mata, namun harus yakin bahwa ada senyum kebahagiaan pada akhirnya...

Semangat berjuang......

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun