Mohon tunggu...
Firman Rahman
Firman Rahman Mohon Tunggu... Blogger Kompasiana

| Tertarik pada finance, digital marketing dan investasi |

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mudik Cerdas, Bumi Sehat: Pilih Transportasi dan Gaya Hidup Ramah Lingkungan

21 Maret 2025   13:03 Diperbarui: 21 Maret 2025   13:16 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Gambar: KOMPAS.com/Muhammad Naufa)

Tradisi mudik saat Hari Raya Idulfitri telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat Indonesia. Tradisi tahunan ini merupakan tradisi yang dinanti-nanti dan  menjadi momen berharga untuk berkumpul bersama keluarga di kampung halaman. Namun, di balik kebahagiaan tersebut, ada dampak lingkungan yang perlu kita perhatikan. Emisi karbon dari kendaraan bermotor, penumpukan sampah, dan penggunaan energi yang meningkat selama musim mudik menjadi tantangan tersendiri. Untuk itulah, sangat penting untuk menjadikan "Mudik Cerdas, Bumi Sehat: Pilih Transportasi dan Gaya Hidup Ramah Lingkungan" sebagai momentum untuk menerapkan gaya hidup ramah lingkungan.

Terlepas dari tradisi yang sudah berjalan, dan selalu dilakukan oleh masyarakat, munculnya dampak lingkungan tersebut juga harus menjadi perhatian kita. Perjalanan jarak jauh yang dilakukan jutaan orang, penggunaan kendaraan pribadi, dan konsumsi berlebih selama liburan, berkontribusi pada emisi gas rumah kaca dan masalah lingkungan lainnya, yang seringkali diwarnai dengan peningkatan signifikan dalam jejak karbon.

Hal ini membuat sebagian orang yang peduli dengan lingkungan melahirkan konsep "mudik hijau" yang muncul sebagai upaya untuk mengurangi dampak lingkungan dari tradisi mudik.

Emisi Karbon, Penyebab Pemanasan Global dan Perubahan Iklim

Emisi karbon, atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ke atmosfer, telah menjadi isu lingkungan yang mendesak di abad ke-21.

Aktivitas manusia, terutama pembakaran bahan bakar fosil, telah menyebabkan peningkatan dramatis kadar CO2 di atmosfer, memicu perubahan iklim dengan konsekuensi yang luas dan merusak.

Apa itu Emisi Karbon?

Emisi karbon merujuk pada gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfer, terutama karbon dioksida (CO2). Gas-gas ini memerangkap panas di atmosfer, menyebabkan efek rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim.

Pembakaran bahan bakar fosil, seperti penggunaan batu bara, minyak, dan gas alam untuk energi adalah penyumbang terbesar emisi karbon. Juga transportasi seperti kendaraan bermotor, pesawat terbang, dan kapal menghasilkan emisi karbon dari pembakaran bahan bakar fosil.

Dampak Emisi Karbon, yang bisa dilihat saat ini adalah pemanasan global, perubahan iklim dan juga dampak kesehatan bagi umat manusia.

  • Pemanasan Global: Peningkatan suhu rata-rata bumi menyebabkan mencairnya es kutub, naiknya permukaan air laut, dan perubahan pola cuaca.
  • Perubahan Iklim: Perubahan iklim menyebabkan peristiwa cuaca ekstrem seperti kekeringan, banjir, dan badai yang lebih sering dan intens.
  • Dampak Kesehatan: Polusi udara dari emisi karbon menyebabkan masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan dan kardiovaskular.

Cara mengurangi emisi karbon yang sangat mudah dan bisa dilakukan adalah melakukan transisi ke energi terbarukan, yang bisa dilakukan dengan cara beralih ke sumber energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun