Bulan Ramadan selalu membawa berkah, kegembiraan dan kebahagiaan, tidak hanya tentang ibadah yang harus dijalankan, namun semua hal yang berkaitan dengan Ramadan selalu menarik. Ambil contoh kecil salah satunya adalah takjil.
Istilah takjil pun saat ini tidak hanya kegiatan atau aktivitas tradisi berburu takjil saja. Bahkan saat ini muncul istilah yang lebih menantang dari hanya sebuah kata takjil, yaitu "War Takjil".
Fenomena War Takjil
Dan pada akhirnya istilah dan fenomena "War Takjil" menjadi pemandangan yang tak terhindarkan, tidak hanya di beberapa daerah saja, namun di seluruh Indonesa.
Berbicara tentang takjil. Tentu tidak dapat dilepaskan dengan asal usul takjil itu sendiri. Secara etimologis, "takjil" berasal dari bahasa Arab "ajjala" yang berarti menyegerakan. Dalam konteks puasa, takjil merujuk pada anjuran untuk segera berbuka ketika waktu Maghrib tiba.
Tradisi takjil ini pun sudah lama ada di Indonesia. Catatan sejarah menunjukkan bahwa masyarakat Aceh telah menyiapkan hidangan berbuka puasa di masjid sejak abad ke-19.
Bahkan tradisi membagikan takjil di masjid-masjid Indonesia telah lama dilakukan dan dilestarikan, salah satunya di Masjid Kauman Yogyakarta pada tahun 1950-an, dan terus dilestarikan hingga kini
Tentang asal usul istilah tentang War Takjil sebenarnya adalah perpaduan dari bahasa yang umum kita dengar, yaitu:
- "War" berasal dari bahasa Inggris yang berarti "perang" atau "perebutan".
- "Takjil" berasal dari bahasa Arab yang berarti "menyegerakan" (berbuka puasa), dan di Indonesia merujuk pada makanan atau minuman ringan yang dikonsumsi saat berbuka puasa.
Pada akhirnya, istilah "War Takjil", atau perang takjil ini adalah istilah yang merujuk pada keramaian dan antusiasme masyarakat dalam membeli makanan dan minuman untuk berbuka puasa atau yang menggambarkan suasana ramai saat orang-orang berburu takjil, dan semakin popular sejak diperkenalkan di media social.
War takjil biasanya terjadi menjelang waktu berbuka puasa. Para pedagang kaki lima, pasar Ramadan, dan toko makanan dibanjiri pembeli yang ingin mendapatkan takjil favorit mereka. Antrean panjang, desak-desakan, dan terkadang adu cepat untuk mendapatkan makanan yang diinginkan menjadi pemandangan umum.