Mohon tunggu...
M Firmansyah
M Firmansyah Mohon Tunggu... CreativePreneur -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Bertekad Hijrah"

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Saracen, Stop Hoaks dan Ujaran Kebencian

26 Agustus 2017   07:17 Diperbarui: 27 Agustus 2017   03:09 1463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poto Pribadi: mewariskan negeri aman damai sejahtera kepada anak cucu kita

Bisnis pembuatan isu Hoax dan ujaran kebencian ternyata bukan isapan jempol semata, baru-baru ini polisi menangkap tiga pelaku penyebaran hoax dan hate speech, sebenarnya mereka sudah berdiri sejak 2015 tapi puncak-puncaknya keberadaan mereka sangat dirasakan saat panas-panasnya pilkada DKI 2017, polisi menemukan ada 800 ribu akun yang akan memviralkan semua bentuk-bentuk Hoax dan hate speech yang mereka produksi atau mereka memviralkan semua jenis-jenis konten baik meme atau situs-situs berita hoax yang sejalan dengan tujuan mereka.

Buat anda yang memperhatikan media sosial sekitar oktober 2016-april 2017 pasti akan menemukan meme-meme dan tulisan-tulisan yang sama di setiap media sosial anda, belum lagi kebiasaan kita yang main share tanpa mem-verivikasi dulu kebenaran berita, cara memverivy cukup dengan membuka media yang pro dan kontra dari setiap issu, jika sudah tak masuk akal dipastikan itu Hoax, jika ada statement tokoh yang sering dijadikan meme tapi sang tokoh tidak pernah mengeluarkan statement tersebut maka cara mem-verivy nya dengan membuka akun sosial media mereka, jika sang tokoh punya twitter kita tinggal mention tuk menanyakan hal tersebut, atau tokoh tersebut punya FB, kita tinggal menulis di kolom komentar, jika komentar di di diding facebook sang tokoh sudah terlalu banyak artinya issu tersebut sudah dipastikan jadi pertanyaan publik dan segera di klarifikasi.

Ada yang bilang massa yang kumpul begitu banyak saat demo besar di jakarta telah digerakan oleh sosial media, sama seperti revolusi di mesir yang memamfaatkan facebook untuk mengkonsolidasi kekuatan masa, belum lagi grup-grup WhatsApp yang terus menerus membanjiri penggunanya dengan konten-konten seperti meme-meme yang menghasut dan mengajak, membujuk orang untuk bergerak dan datang, maka tak heran jika kamu punya tujuah grup WA, maka meme-meme dan konten-konten tersebut berputar-putar saja dari grup ke grup. 

Jika kalian perhatikan ajakan agar tak menginjak rumput saat aksi cukup membuat decak kagum, tapi lain di di lapangan lain pula di sosmed, aksi yang rapi dan tertib di lapangan tidak di barengi dengan ujaran-ujaran di sosmed, pasti anda pernah ketemu meme "Rumput aja dijaga,apalagi NKRI" terus kita temukan jawaban protes atas tidak singkron nya pelaku demo di lapangan dengan ujaran di ranah sosmed,seperti "dilapangan lu bisa jaga rumput, di sosmed lu gak bisa jaga mulut" begitu terus menerus sampai kita geleng-geleng kepala melihat perdebatan yang tiada titik akhirnya.

Saracen mungkin bukan satu-satunya pemain di bisnis hoax dan hate speech, pasti kalian sudah kenal posmetro, portal piyungan yang awalnya adalah PKS piyungan dan banyak lagi sebenarnya menkoinfo sudah memblokir situs-situs tersebut bersamaan dengan situs yang sering mengkampanyekan radikalisme, tapi saat ini begitu mudah orang membuat website, siapapun bisa jadi penulis, bahkan di era serba digital ini siapapun bisa jadi selebriti, selebtwit misalnya, dengan akun fake anda bisa membuat konten-konten yang bisa membuat anda di follow oleh ratusan ribu follower dan anda bisa jadi endorse untuk beberapa orang yang ingin menggunakan akun fake milik anda,demi untuk marketing barang dan jasa nya. 

Dari twiter yang sekarang digunakan cuma untuk ajang twitwar, orang beralih ke instagram yang lebih mengedepankan gambar dan video singkat, nah dari sini juga sarana efektif untuk menyebar Hoax dan ujaran kebencian karena sifatnya yang audio visual para pembuat hoax lebih gampang membuat orang memancing emosi, contoh misalnya ada seorang yang mengucapkan kata-kata kasar dan kotor dengan mengulang-ulang selama 15 detik sampai 1 menit maka orang akan dibuat muak dan benci, padahal kalau dilihat video utuh di youtube pesan yang disampaikan lebih jelas dan jauh dari kemarahan, itulah sedikit cara untuk memantik kebencian orang kepada seorang tokoh.

Bagaimana nasib persatuan bangsa di tengah derasnya hoax dan ujaran kebencian, apalagi saat ini orang bisa bicara apasaja mulai dari bicara lemah lembut dan bijaaksana sampai sumpah serapah dan cacimaki, kita perlu membuka kembali sejarah negeri-negeri yang hancur karena konflik yang berawal dari provokasi SARA, mungkin kita harus membuka lagi video-video pengungsian warga yang terusir karena negerinya  di landa konflik dan perang saudara, tugas kita semua mengingatkan terus menerus bahwa mewariskan negeri aman damai sejahtera kepada anak cucu adalah tujuan berbangsa dan bernegara dan hal tersebut akan terus dicapai oleh siapapun dan sampai kapanpun.

Kepada tokoh-tokoh yang sudah memiliki nama di sosial media kalian mestinya mampu memberikan kontribusi yang besar, mengingat Hoax dan hate speech sudah begitu merusak bahkan saat ini orang sudah gampang memaki-maki sejak dini, kritis dan caci maki adalah dua hal yang berbeda, kalau kritis biasanya mereka memberikan solusi sebagai alternatif jalan dari suatu permasalahan, kalau cacimaki lebih kepada mengungkapkan perasaan dan emosi dengan kata-kata yang tidak tepat, jika tak mau disebut kasar.

Apakah penangkapan anggota saracen akan mengurangi Hoax dan ujaran kebencian di sosial media, entahlah... yang pasti siapapun kita tidak dilarang mengungkapkan expresi, tapi kita harus tau kebebasan kita harus juga memperhatikan dampaknya buat orang lain, apalagi dampak yang lebih luas lagi yakni persatuan dan kesatuan bangsa, tentunya kita tak ingin wariskan negeri yang compang camping dan porak poranda  untuk anak cucu dan generasi-generasi kita selanjutnya, bijaklah bersosmed.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun