Mohon tunggu...
Firman Syah
Firman Syah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Konsumsi di dalam Ekonomi Islam

27 Februari 2018   08:06 Diperbarui: 27 Februari 2018   09:02 1772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

- Prinsip prioritas, di mana prinsip tersebut juga memerhatikan urutan kepentingan yang harus diutamakan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak menguntungkan, seperti halnya : Primer adalah kebutuhan yang harus terpenuhi, artinya apabila kebutuhan tersebut mmaka manusia akan mengalami kesulitan dalam hidupnya. Sekunder, yaitu  kebutuhan yang pemenuhannya setelah kebuutuhan primer terpenuhi. Sedangkan Tersier, yaitu konsumsi pelengkap manusia.

- Prinsip sosial, memperhatikan lingkungan sosial di sekitarnya sehingga tercipta keharmonisan hidup dalam masyarakat, di antaranya : Kepentingan umat, yaitu saling tolong  menolong sehingga Islam   mewajibkan zakat bagi yang mampu,dan juga menganjurkan sadaqah, infaq dan wakaf. Keteladanan, yaitu memberikan contoh yang baik dalam berkonsumsi baik dalam keluarga ataupun di dalam masyarakat . Tidak membahayakan orang yaitu dalam mengkonsumsi justru tidak merugikan dan memberikan mudharat kepada orang lain seperti merokok di tempat umum.

Prinsip Konsumsi dalam Islam

Di dalam Ekonomi Islam, konsumsi diakui sebagai salah satu perilaku ekonomi dan kebutuhan  hidup manusia. Namun didalam Islam juga memberikan penekanan bahwa fungsi perilaku konsumsi adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia baik jasmani ataupun ruhani sehingga dapat memaksimalkan sebagai hamba Allah untuk mendapatkan kebahagiaan dunia maupun di akherat. 

Islam juga melarang umatnya melakukan konsumsi secara berlebihan, karena konsumsi diluar kebutuhan adalah salah satu bentuk pemborosan atau menghambur-hamburkan harta secara berlebihan dan itu merupakan hal yang tidak di sukai oleh Allah SWT. Pemborosan adalah perbuatan yang sia-sia untuk keberlangsungan sumber daya alam bagi manusia. Sebagai contoh, apabila prilaku konsumsi seseorang bersifat boros, misalnya, kita membeli makanan, sedangkan makanan yang kita makan  belum habis kita sudah membeli makanan lagi dan membuang sisa makanan yang dibeli pertama kali. Dengan demikian jelas bahwa pemborosan akan menyebabkan makanan tersebut terbuang sia-sia. Karena diluar sana masih banyak orang yang lebih membutuhkan makanan tersebut.

Seorang muslim, meskipun mempunyai sejumlah harta, ia tidak akan memanfaatkannya sendiri, karena didalam Islam setiap muslim mendapat harta diwajib-kan untuk menyalurkan harta  pribadinya itu kepada masyarakat yang membutuhkan (miskin) sesuai dengan aturan syariah yaitu melalui Zakat, Infak,  Sedekah dan Wakaf (ZISWA). Masyarakat yang kurang mampu  atau miskin berhak untuk menerima ZISWA tersebut sebagai bentuk distribusi kekayaan. 


Peranan konsumsi tidak dapat dipisahkan dari keimanan karena keimanan menjadi salah satu tolak ukur karena keimanan memberiakan pandangan dunia yang dapat mempengaruhi kepribadian manusia. Konsumsi memiliki tersendiri didalam Islam tidak hanya dalam aspek halal-haram saja tetapi juga memerhatikan mana yang baik, cocok, bersih,dan larangan bermegah-megahan. Didalam Al-qurn telah dijelaskan :

"Dan Allah telah meninggikan langit dan dia meletakkan neraca (keadilan) supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu(QS. Ar-Rahman. (55): 7-9)"

Kurang lebihnya penulis mohon maaf ..........wassalamualaikum.Wr.Wb

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun