Mohon tunggu...
R Firkan Maulana
R Firkan Maulana Mohon Tunggu... Konsultan - Pembelajar kehidupan

| Penjelajah | Pemotret | Sedang belajar menulis | Penikmat alam bebas | email: sadakawani@gmail.com | http://www.instagram.com/firkanmaulana

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Adakah Jurus Jitu Memadamkan Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut?

29 Agustus 2018   10:35 Diperbarui: 30 Agustus 2018   10:39 2224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengenali  Lahan Gambut
Dari referensi Wetlands International, disebutkan lahan gambut adalah suatu ekosistem lahan basah yang terbentuk oleh adanya timbunan atau kumpulan bahan organik di lantai hutan, yang, berasal dari reruntuhan vegetasi di atasnya dalam kurun waktu lama (ribuan tahun).

Secara fisik, lahan gambut merupakan tanah organosol atau tanah histosol yang umumnya selalu jenuh air atau terendam sepanjang tahun kecuali didrainase. 

Kajian CIFOR (Center for International Forestry Research), menyebutkan pembentukan gambut di beberapa daerah pesisir Indonesia dimulai sejak 3.000 - 5.000 tahun lalu, sedangkan di daerah pedalaman lebih lama lagi yaitu sekitar 10.000 tahun lalu. Sifat gambut di Indonesia adalah gambut tropis.

Gambut memiliki daya hidrolik vertikal ke atas yang sangat lambat. Akibatnya, lapisan atas gambut sering mengalami kekeringan, meskipun lapisan bawahnya basah.

Selain itu, gambut juga mempunyai sifat kering tak balik. Artinya, gambut yang sudah mengalami kekeringan ekstrim, akan sulit menyerap air kembali.

Oleh karena itu, lahan gambut cenderung mudah terbakar karena kandungan bahan organik yang tinggi dan memiliki sifat kering tak balik dan porositas tinggi.

Gambut mempunyai fungsi hidrologis karena bersifat porositas yang tinggi sehingga berkemampuan menyerap air yang sangat besar.

Karena sifatnya itu, maka gambut memiliki kemampuan sebagai penambat air tawar (reservoir) yang cukup besar sehingga dapat menahan banjir saat musim hujan dan sebaliknya melepaskan air tersebut pada musim kemarau.

Fungsi gambut sebagai pengatur tata air (hidrologi) dapat terganggu apabila dibuat saluran drainase yang berlebihan sehingga air menjadi lekas keluar dari lahan gambut. 

Sebagai akibatnya, gambut mengalami kekeringan sampai batas kering tak balik, sulit menyerap air kembali dan mudah terbakar. Kebakaran di lahan gambut sangat sulit dipadamkan karena api dapat menembus di bawah permukaan tanah. 

Bara api yang dikira sudah padam ternyata masih tersimpan di dalam tanah dan menjalar ke tempat-tempat sekitarnya tanpa disadari. Bara api di lahan gambut di bawah permukaan tanah biasanya hanya dapat dipadamkan oleh air hujan yang lebat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun