Mohon tunggu...
Firdausia Allia jauhari
Firdausia Allia jauhari Mohon Tunggu... Pelajar

enjoy and be grateful for your life whatever the challenges 🌷🌷🫧🌟

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Takut Kehilangan Trend, Tapi Ternyata Kita Sedang Kehilangan Diri

2 Juni 2025   19:11 Diperbarui: 2 Juni 2025   19:11 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Media sosial kini menjadi bagian dari hidup sehari-hari, namun sering memunculkan fenomena FOMO (*Fear of Missing Out*), yaitu rasa takut tertinggal dari kehidupan orang lain. FOMO muncul karena media sosial menampilkan kehidupan yang tampak sempurna, sehingga memicu iri, dengki, dan keinginan berlebihan terhadap dunia.

Islam mengajarkan agar tidak iri terhadap karunia orang lain, seperti dijelaskan dalam QS An-Nisa: 32. Nabi Muhammad SAW juga mengingatkan agar kita bersyukur dan tidak membandingkan diri dalam urusan dunia. FOMO menunjukkan kurangnya rasa qanaah dan syukur, padahal rezeki setiap orang sudah ditentukan oleh Allah.

FOMO tak hanya membuat iri, tapi juga mengubah tujuan hidup. Banyak orang memilih sesuatu hanya demi tidak ketinggalan tren. Tanpa disaring dengan iman, media sosial bisa menjadi tempat tumbuhnya penyakit hati seperti *riya'* dan *hasad*, yang perlahan menjauhkan hubungan dengan Allah.

Islam tidak melarang kita berprestasi, tapi menekankan pentingnya niat. Jika tujuan hidup hanya dunia, kita tak akan pernah puas. Hidup yang tenang dan penuh syukur lebih bernilai dari pencitraan semu. Saat merasa tertinggal, tanyakan pada diri: *"Apakah aku benar-benar tertinggal, atau hanya sedang lupa bersyukur?"

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun