Mohon tunggu...
Muhamad FiqriAmrullah
Muhamad FiqriAmrullah Mohon Tunggu... Koki - Mahasiswa

mahasiswa sekolah tinggi pariwisata Trisakti Penerima Awardee Beasiswa Unggulan Kemendikbud 2019

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksotisme suku Baduy

24 Februari 2021   00:40 Diperbarui: 24 Februari 2021   00:49 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hallo saya Muhamad Fiqri Amrullah mahasiswa STP Trisakti program study Perhotelan dan saya penerima Beasiswa unggulan dari Kemendikbud tahun 2019. 

ini adalah wadah saya untuk membagikan pengalaman saya di dunia travelling semoga bermanfaat!

Suku Baduy merupakan Masyarakat yang tinggal di kawasan Gunung Kendeng, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, sampai saat ini tetap mempertahankan adat istiadatnya secara turun-temurun. Masyarakat yang tidak mengikuti budaya moderenisasi ini umumnya bermukim di daerah aliran Sungai Ciujung. 

Masyarakat Baduy bermukim sekitar 172 kilometer sebelah barat ibu kota Jakarta, 65 kilometer sebelah selatan ibu kota Provinsi Banten, dan sekitar 38 kilometer sebelah selatan ibu kota Kabupaten Lebak. Luas Desa Kenekes mencapai 5.108 hektar, terdiri dari hutan lindung 3000 hektar, dan 2108 hektar daerah permukiman penduduk, serta lahan garapan warga Baduy.

Masyarakat Baduy terdiri dari dua kelompok sosial, yaitu masyarakat Baduy Dalam dengan ciri pakaian berwarna putih dan masyarakat Baduy Luar yang berpakaian hitam. Masyarakat Baduy Dalam memiliki karakteristik tersendiri. Konsep hidup mereka sepenuhnya tertumpu pada filisofi “Lojor teu meunang dipotong, pondok teu meunang disambung” yang artinya panjang tidak boleh dipotong, pendek tidak boleh disambung.

Dibandingkan Baduy Dalam, kehidupanya masyarakat Baduy Luar sedikit lebih terbuka. Namun demikian, dalam menjalankan kehidupannya, mereka tetap patuh dan taat menjalankan perintah adat. Masyarakat Baduy tidak hanya mempertahankan adat mereka saja, tetapi juga sangat menjaga kelestarian hutan yang ada di kawasannya. Untuk itu, sebanyak 125 sumber mata air, yang umumnya mengalir ke Sungai Ciujung tetap terjaga. 

"Masyarakat suku Baduy hidup dalam kesederhanaan, gotong royong, cinta damai, dan anti-narkoba, "kata Dainah (Kepala Desa Kanekes)

Suku Baduy merupakan suku asli Banten. Jumlah penduduknya sekitar 11.000 jiwa lebih. Lokasi suku Baduy berada di pegunungan kandeng. Jika ingin menuju ke Baduy Dalam harus berjalan kaki tiga hingga empat jam.

Di sepanjang perjalanan menuju Baduy Dalam, panorama yang indah dan asri bisa dinikmati oleh pengunjung. Wilayah suku Baduy terbagi dua, yakni Baduy Dalam dan Baduy Luar. Suku Baduy Dalam merupakan penduduk yang masih menjaga adat istiadat dengan ketat. Adapun Baduy Luar sudah berbaur dengan masyarakat sekitar.

Jika ingin menginap di Kampung Baduy, para pengunjung selain harus mempersiapkan fisik, juga harus menghormati dan mematuhi ketentuan adat yang berlaku di kawasan ulayat masyarakat Baduy.

Setiap pengunjung yang hendak menginap di rumah warga Baduy harus mematuhi sejumlah larangan, diantaranya dilarang membawa tape atau radio, tidak menangkap atau membunuh binatang, tidak membuang sampah sembarangan, tidak menebang pohon, tidak meminum minuman memabukan, dan tidak melanggar norma susila.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun