Mohon tunggu...
Fiqih P
Fiqih P Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Semarakkan literasi negeri

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cawan Emas

7 Januari 2018   23:48 Diperbarui: 7 Januari 2018   23:54 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cawan emas berlalu tanpa jejak meninggalkan jasad. Terbang bersama empunya berlari mencari suaka. Dahnial mati menenggak racun, usai godaan perempuan dengan cawan emasnya.

Dua perempuan datang, terkejut melihat jasad tanpa busana diketemukan diranjang dengan mulut berbusa. Salah satunya histeris dan meminta pertolongan.

"Anda siapa nona?" tanya petugas pada perempuan yang tadi histeris.

"Istrinya tuan," jawab perempuan tersebut. Dia masih di dampingi anak perempuannya yang menangis kehilangan sang ayah. Apalagi dalam keadaan nista.

"Apakah korban memiliki musuh selama ini?"

"Dia tidak memiliki musuh tuan, dia adalah pribadi yang ramah pada orang-orang. Barangkali satu musuh yang dimilikinya adalah aku. Acap kali bertengkar."

"Itu sudah biasa dalam rumah tangga," kata petugas.

"Lawan bisnis?"

"Tidak ada tuan,"

"Baik, akan kita usut kasus ini. Mohon berikan waktu pada kami."

"Bisakah anak gadis anda menunggu di luar?" tanya petugas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun