Mohon tunggu...
Pendidikan

Mahasiswa sebagai Inisiator dalam Pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi

14 Mei 2019   01:51 Diperbarui: 14 Mei 2019   01:53 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam menyambut Negara Indonesia yang berumur 100 tahun pada tahun 2045 mendatang, terbitlah sebuah gagasan yang dijadikan sebagai target dan visi negara, yakni "Indonesia Emas 2045". Target dan visi negara ini didasarkan pada perkiraan bahwa pada masa tersebut, Indonesia akan memperoleh sebuah jendela demografi (window of demography), yakni kondisi di mana penduduk Indonesia yang berada dalam usia produktif (15-64 tahun) akan berjumlah lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang tidak dalam usia produktif. 

Kondisi ini tentunya dapat dimanfaatkan oleh Negara Indonesia sebagai suatu jembatan kesuksesan menuju tercapainya bonus demografi (demography devidend). Akan tetapi, untuk mencapai hal tersebut, diperlukan berbagai upaya, persiapan, serta partisipasi aktif dari pemerintah maupun masyarakatnya sehingga semua elemen negara sudah dalam keadaan siap untuk menyambut kedatangan tahun 2045. Sebagai hasilnya, diharapkan perekonomian negara dapat meningkat pesat akibat jumlah angkatan kerja yang banyak dan diikuti dengan kegiatan-kegiatan ekonomi negara yang berkembang pula.

Adapun target penting dalam mempersiapkan Indonesia Emas 2045 mendatang seringkali tertuju pada kalangan mahasiswa termasuk para lulusan baru (fresh graduate), sebab merekalah yang selanjutnya akan berperan sebagai pemimpin negara ini pada tahun 2045 mendatang. 

Oleh karena itu, kontribusi generasi muda ini jelas sangat dibutuhkan agar segala persiapan menuju Indonesia Emas 2045 dapat tercapai. Akan tetapi, segala rencana dan upaya persiapan yang telah disusun tidak seluruhnya sesuai dengan yang diharapkan dan kini Indonesia tetap masih menghadapi berbagai permasalahan yang menghambat perwujudan target dan visinya. Adapun salah satu masalah tersebut terkait dengan angka penduduk Indonesia yang masih berstatus sebagai pengangguran.

Data BPS
Data BPS
Berdasarkan data Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), diketahui bahwa lebih dari 6,8 juta penduduk Indonesia yang berstatus sebagai pengangguran pada bulan Februari 2018. Angka ini terus bertambah hingga mencapai sekitar 7 juta pada bulan Agustus 2018. 

Adapun bila ditinjau dari jumlah lulusan universitas, terdapat penurunan angka pengangguran pada rentang kedua bulan yang ditinjau tersebut, yaitu 11,48% pada Februari 2018 menjadi 10,42% pada Agustus 2018. 

Meskipun demikian, kedua angka ini masih tergolong cukup tinggi padahal ilmu yang diperoleh pada tingkat ini merupakan ilmu yang cukup tinggi tingkatannya dan seharusnya dapat digunakan sebagai dasar untuk menghasilkan ide-ide dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Adapun angka TPT yang tinggi tersebut dipicu oleh adanya kecenderungan dan keinginan para sarjana untuk memperoleh pekerjaan dengan kondisi-kondisi yang accessible, seperti di perkotaan. Akan tetapi, pada kenyataannya, lapangan pekerjaan di perkotaan tidak mampu menampung seluruh lulusan sarjana yang ada. 

Sebagai akibatnya, banyak lulusan sarjana yang masih belum memiliki pekerjaan tetap yang cocok serta ada pula daerah-daerah tertentu di Negara Indonesia yang masih belum dapat maju dan membutuhkan tenaga, ilmu, serta teknologi yang dikuasai oleh para lulusan sarjana untuk mengatasi masalah yang ada.

Menurut Dr. H. Emil Elestianto Dardak, M. Sc, selaku salah satu perwakilan pemuda berprestasi Indonesia yang kini menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur, di daerah pelosok sekalipun, penyelesaian masalah yang dihadapi tetap memerlukan adanya campur tangan teknologi dan ilmu pengetahuan sehingga keberadaan para lulusan sarjana jelas sangat dibutuhkan di sana. 

Beliau menyarankan para generasi muda, khususnya mahasiswa untuk menerapkan sikap action oriented. Penerapan sikap ini dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk mengurangi angka TPT yang tinggi karena subjeknya akan didorong untuk merancang dan menyarankan solusi permasalahan yang dihadapi, ikut bertindak dalam lapangan, serta memberikan contoh kepada masyarakat tentang bagaimana solusi tersebut seharusnya dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun