Mohon tunggu...
Fini RosyidatunNisa
Fini RosyidatunNisa Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Hobby saya adalah membaca, menulis, dan belajar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

One Day One Hadits (Faedah Hadits Umdatul Ahkam)

10 Januari 2023   20:19 Diperbarui: 11 Januari 2023   21:42 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image caption: https://tgstat.com/ru/channel/@hadits_379


Hadits Pertama

Kitab Thoharoh

Hadits pertama dari kita Umdatul Ahkam, yang artinya "Dari Umar bin Khotob -Semoga Allah Ta'ala meridhoinya- beliau berkata: Aku telah mendengarkan Rasulullah bahwa beliau bersabda: Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan, Barang siapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan."

Hadits ini memiliki banyak faedah diantaranya,

  • Hadits ini seringkali digunakan sebagai contoh hadits ahad atau hadits gharib. Karena dalam hal jumlah periwayatan hadits dibagai menjadi 2, hadits ahad dan mutawatir.
  • Hadits Ahad, secara bahasa: hadits yang diriwayatkan oleh seorang perowi saja. Secara Istilah: hadits yang mencakup seluruh hadits yang tidak mencapai derajat.
  • Hadits Mutawatir, secara bahasa: mutawatir artinya beraturan. Secara istilah: hadits yang diriwayatkan oleh sejumlah perowi yang tidak memiliki tabi'at untuk berbohong dari awal sampai akhir sanadnya.
  • Umar Radhiyallahu 'Anhu mendengar hadits ini ketika Rosulullah berada di atas mimbar, terlihat disini bahwa banyak sahabat yang juga ikut mendengar. Namun hanya Umar sebagai perawi hadits maka sebagai bukti kelebihan dan keutaman beliau Radhiyallahu 'Anhu, juga sebagai tanda keberkahan keilmuan Amirul Mukminin. 
  • Disebutkannya hadist ini di awal kitab adalah layaknya ulama lain seperti, Imam Bukhari mengulang hadits ini sebanyak 7 kali dalam kitabnya Shahih Bukhari, Ibnu Hajar Al-Asqolani dalam kitabnya Bulughul Maram, Imam Nawawi dalam kitabnya Riyadhus Shalihin dan Arbain Nawawi yang meletakan hadits niat di depan sebagai bentuk pengingat betapa pentingnya sebuah niat. Karena keutamaan niat yang sebenarnya adalah sebagai poros untuk menunjukan amalan hanya untuk Allah Ta'ala dan menjadi pembeda sebuah ibadah dan kebiasaan.
  • Dalil tentang sebuah amal ibadah tidak akan mendatangkan pahala kecuali berdasarkan niatnya Q.S Al-Bayyinah ayat 05
  • Faedah lain yang dapat kita ambil dari ayat tersebut adalah keharusan bagi kita semua untuk perhatian dengan amalan hati dan waspada terhadap penyakit-penyakit hati.
  • Niat adalah amalan hati, sehingga sebagaian ulama berpendapat bahwa lafadz niat disini menggunakan bentuk mufrod, maknanya adalah niat hanya terletak pada hati saja. Berbeda dengan amalan yang dapat terwujud baik dari lisa, tangan, kaki dan lainnya.
  • Sempurnya niat berbandig lurus dengan sempurnya amalan. Sempurnanya amalan berbanding lurus dengan sempurnanya balasan. Begitu pula sempurnanya niat dapat membantu untuk mewujudkan sempurnanya sebuah ibadah.
  • Kaitannya dengan kitab thaharah adalah sebabnya aktivitas thaharah ini berkaitan langsung dengan niat. Contohnya adalah menjadi pembeda ketika mencuci tangan  dan membasuh tangan dalam berwudhu adalah niatnya. Atau dikatakan hubungan dengan thaharah bisa jadi adalah thaharoh ma'nawiyah yakni bersihnya hati.
  • Orang mukhlis akan terlihat atsarnya saat akan meninggal dunia. Sebaliknya, seorang yang salah niatnya tidak akan terlihat atsarnya.
  • "Sesungguhnya amalan itu bergantung pada niatnya". Arti dari penggalan lafadz tersebut sebagai pembatasan, sehingga tidaklah amal hanya bergantung pada umatnya.
  • "Dan bagi setiap orang tergantung dari apa-apa yang diniatkan". Lafadz disini sebagai ta'kid sehingga diulang. Perbedaan kalimat yang pertama sama yang kedua ini adalah, yang pertama objek pekerjaannya dan perhatiannya sebelum beramal. Sedangkan yang kedua objeknya selesai beramal maksudnya keadaan seseorang di akhirat kelak bergantung terhadap apa yang diatkan ketika di dunia.
  • Makna hijroh dalam hadits ini berbeda pendapat, bisa dimaknai hijroh dari Mekkah ke Habasyah, dari Mekkah ke Madinah atau bentuk hijrah adalah mendatangi Rosulullah untuk mempelajari syariat, hijrah untuk masuk Islam, dan hijrah meninggalkan kemaksiatan.
  • Ambisi terhadap dunia hanya akan membawa kita pada ketidak puasan, apalagi yang niatnya mutlak hanyak untuk kepentingan dunia. Kecuali selama prosesenya memiliki kesempatan dan menggunakan kesempatan tersebut untuk beristighfar diharapkan nanti niatnya berupa menjadi baik dan benar.

Rangkuman Mata Kuliah: Hadits

Dosen: Ustadz Zaim Hanafi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun