Hai sobat kompasianer, perahkah anda bertemu dengan seseorang yang berbicara tentang suatu hal, tapi gesture (bahasa tubuhnya) tidak sesuai dengan apa yang ia ucapkan. Misalnya saja, ada seorang salles mendatangi sebuah perusahaan kemudian sang bos mempersilahkan masuk, namun memakai nada ketus dan muka cemberut. Itu merupakan salah satu contoh ketidak sinkronan gaya komunikasi. Yang secara lisan mempersilahkan, namun pada kenyataannya menolak. Bahkan, biasanya, hasilnya pun sesuai dengan gesture awal yang diberikan, jadi apapun yang nanti ditawarkan oleh sales tersebut pada sang bos, maka kemungkinan besar bos itu akan menolaknya, sesuai dengan pola gesture awal sang bos.
Nah, sobat kompasianer, mungkin tidak hanya tingkah si bos menjadi sedikit gambaran bagi kita tentang memahami bahasa tubuh, jika pada kasus tadi si salles memahami gesture mungkin ia bisa lebih memanfaatkan waktu, untuk mencari klien lain yang lebih besar kemungkinannya untuk menerima sales tersebut. Tidak hanya dalam kasus itu. Mungkin saja sobat kompasiana pernah mengatakan sesuatu pada orang lain, namun sebenarnya tidak sesuai  dengan apa yang dikehendaki,maka disadari atau tidak tubuh kita akan menyalurkan sinyal-sinyal penolakan.
Bahkan sobat kompasianer mungkin sering mendengar sebuah tradisi ketika terjadi acara lamaran seorang wanita, dan ketika wanita itu mengiyakan dan ketika menjawab dengan gesture  diam, merupakan tanda menerima. jadi, mulai dari sekarang berhati-hatilah dalam berbicara. jujurlah dengan apa yang kamu rasakan karena tanpa kamu katakan gesture tubuhmu tetap mengungkapkan. Â