Mohon tunggu...
fina nuraisah
fina nuraisah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mengurangi Limbah Plastik Menggunakan Teknologi Hydro Thermal

13 Desember 2018   19:06 Diperbarui: 13 Desember 2018   19:17 3475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab menjadi salah satu poin ke-12 dari 17 program pilihan sustainable Development Goals (SDGs). Dalam berkonsumsi pasti manusia membutuhkan makanan untuk mereka bisa tetap hidup, dari makanan tersebut pasti terdapat packaging sebagai kemasan untuk menarik daya jual dan sebagai bentuk bungkusan suatu produk makanan, yang sudah dapat dipastikan bahwa sebagian besar bahan dari packaging itu sendiri adalah plastik.

Nama plastik telah mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, mekanis, dan kimia. Secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yakni plastik yang  bersifat thermoplastik dan yang bersifat thermoset. Thermoplastik yaitu jenis plastik yang dapat dibentuk kembali dengan mudah dan diproses menjadi bentuk lain, sedangkan jenis thermoset bila telah mengeras tidak dapat dilunakkan kembali. Plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bentuk thermoplastik. 

Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan plastik terus meningkat. Plastik juga merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan kimia yang cukup berbahaya bagi lingkungan. Limbah daripada plastik ini sangatlah sulit untuk diuraikan secara alami. Oleh karena itu,  penggunaan bahan plastik dapat dikatakan tidak bersahabat atau konservatif bagi lingkungan apabila digunakan tanpa menggunakan batasan tertentu. Sedangkan di dalam kehidupan sehari-hari, khususnya kita sebagai masyarakat Indonesia, yang tinggal serta makan minum di Indonesia, dalam penggunaan bahan  plastik bisa kita temukan di hampir seluruh aktivitas hidup kita. 

Untuk menguraikan sampah plastik  membutuhkan kurang lebih 80 tahun agar dapat terdegradasi secara sempurna. Padahal apabila kita sadari, bahwa sebenarnya kita mampu berbuat lebih untuk hal ini yaitu dengan menggunakan kembali (reuse) kantung plastik yang disimpan di rumah. Dengan demikian secara tidak langsung kita telah mengurangi limbah plastik yang dapat terbuang percuma setelah digunakan (reduce). Atau bahkan lebih bagus lagi jika kita dapat mendaur ulang plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna (recycle).

PENDAHULUAN

Dari ke-17 tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), pengolahan sampah menjadi salah satu poin penting dari tujuan konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Dalam hidup manusia tidak lepas dari kata konsumsi, konsumsi yang dalam arti itu sendiri yaitu kegiatan manusia memakai, memanfaatkan barang atau mengurangi nilai guna barang, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 

Produksi yaitu suatu kegiatan untuk menciptakan, menghasilkan serta menambah nilai guna terhadap suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan oleh orang atau badan (produsen). Orang atau badan yang melakukan kegiatan produksi dikenal dengan sebutan produsen. Sedangkan barang atau jasa yang dihasilkan dari melakukan kegiatan produksi disebut dengan produk. 

Istilah Produksi berasal dari bahasa inggris to produce yang berarti menghasilkan. Sampah plastik menjadi masalah lingkungan berskala global. Plastik banyak dipakai dalam kehidupan sehari hari, karena mempunyai keunggulan-keunggulan seperti kuat, ringan dan stabil.

Namun plastik yang beredar di pasaran saat ini merupakan polimer sintetik yang terbuat dari minyak bumi yang sulit untuk terurai di alam. Akibatnya semakin banyak yang menggunakan plastik, akan semakin meningkat pula pencemaran lingkungan seperti pencemaran tanah. Oleh karena itu kami memerlukan solusi untuk mengatasi masalah lingkungan ini, salah satunya yaitu mengembangkan bahan plastik biodegradable (bioplastik). Artinya plastik ini dapat diuraikan kembali oleh mikroorganisme secara alami menjadi senyawa yang ramah lingkungan. 

Untuk mengatasinya, para pakar lingkungan dan ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu telah melakukanberbagai penelitian dan tindakan. Salah satunya dengan cara mendaur ulang limbah plastik. Namun, cara ini tidaklah terlalu efektif. Hanya sekitar 4% yang dapat didaur ulang, sisanya menggunung di tempat penampungan sampah. 

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui potensi pengolahan limbah plastik menjadi bahan cair yang dapat diandalkan. Yang dalam arti  Limbah plastik adalah barang buangan yang berupa plastik yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun