Mohon tunggu...
Fina Khoirunisa Khatmani
Fina Khoirunisa Khatmani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

tetap berpikir postif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Model Pembelajaran Luring di SDN 1 Rangkasbitung Timur

29 Juli 2021   21:19 Diperbarui: 29 Juli 2021   21:41 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Rencana pembelajaran tatap muka ditunda karena adanya program PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Sekolah kembali menunda rencana pembelajaran tatap muka yang dianjurkan oleh pemerintah. Tetapi dengan kondisi seperti ini, para guru di SDN 1 Rangkasbitung Timur Kabupaten Lebak Provinsi Banten mengubah metode pembelajaran menjadi luring dengan aturan protokol kesehatan yang ketat. Tidak adanya jabat tangan antar guru dan peserta didik, antar peserta didik pun sama. Peserta didik duduk ditempat yang diberikan jarak, di bantu dengan mahasiswa KKN Tematik MDBPE-MBKM Universitas Pendidikan Indonesia agar kegiatan tetap berjalan dengan lancar sesuai protokol kesehatan.

Kamis (29/7) guru dan mahasiswa KKN berkunjung ke salah satu rumah wali murid untuk melakukan pembelajaran luring yang hanya di hadiri oleh 6 peserta didik. Di karenakan aturan yang dibuat yaitu pembelajaran luring dilakukan di beberapa rumah wali murid dengan peserta didik yang di batasi sesuai domisili terdekat. Guru tidak membolehkan peserta didik mengikuti di satu rumah yang sama secara bersama-sama lebih dari 7 orang. Guru juga menyurvei rumah wali murid yang dapat di jadikan tempat untuk proses pembelajaran berlangsung. Rumah wali murid yang dapat dijadikan tempat pembelajaran luring ialah rumah yang memiliki tempat luas agar peserta didik dapat belajar dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, tidak lupa dengan rumah yang memiliki banyak ventilasi udara agar tidak terjadi penumpukan udara. Hal tersebut juga harus di setujui oleh wali murid tersebut.

Pembelajaran dimulai dengan memberikan hand sanitizer kepada semua peserta didik, tidak lupa guru memperkenalkan diri karena peserta didik belum pernah bertemu dengan wali kelasnya secara langsung. Setelah guru memperkenalkan diri, tak lupa guru memperkenalkan mahasiswa KKN yang berkontribusi dalam memantau dan membantu proses pembelajaran secara luring tersebut.

Peserta didik memulai pembelajaran dengan berdoa dan membaca surat Al Fatihah dilanjutkan dengan pengenalan abjad. Guru menuliskan abjad sambil memberikan cara untuk menulis abjad tersebut dengan di ikuti oleh para peserta didik yang di dampingi dan di pantau oleh mahasiswa KKN. Setelah pengenalan abjad, guru dan mahasiswa KKN melaksanakan tes baca terhadap peserta didik, dimana beberapa peserta didik masih banyak yang belum bisa membaca dengan lancar. Hal ini kemungkinan terjadinya akibat proses pembelajaran yang sebelumnya kurang maksimal.

Pembelajaran diakhiri dengan pengenalan penjumlahan, dan menempatkan nilai bilangan. Penutupan yang dilakukan yaitu guru menjelaskan bahwa setiap diakhir pertemuan akan melakukan pengetesan perkalian, maka peserta didik supaya menghafalkan perkalian. Pembelajaran diakhiri dengan doa bersama.

Guru dan mahasiswa KKN mengevaluasi hasil pembelajaran, dan mendiskusikan cara yang lebih baik untuk pembelajaran selanjutnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun