Kampus UPI di Cibiru mengadakan program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) yang bertujuan agar mahasiswa memiliki pengalaman dengan terjun secara langsung ke lapangan. Program ini bermanfaat karena memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berkontribusi dengan agen perubahan pendidikan di Indonesia.
Saya Fina Puspa Effendi sebagai mahasiswa UPI Kampus Cibiru semester 6 yang MBKM di SDN 146 Gumuruh. Salah satu aktivitas MBKM adalah kegiatan mengajar di kelas. Seperti yang kita ketahui bahwa pembelajaran itu harus kreatif dan inovatif agar pembelajaran tidak monoton, pembelajaran ini juga bersinggungan dengan manusia yang hidup dan kehidupannya diperbarui oleh teknologi, budaya, seni dan lain sebagainya. Apalagi dalam pembelajaran abad 21 yang menuntut pendekatan dari pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered learning) menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa. (student centered learning).
Salah satu pendekatan pembelajaran yang mengakomodir karakteristik abad 21 adalah pendekatan STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, and Mathematics). Pendekatan STEAM ini siswa dapat menerapkan pengetahuan konseptual khususnya interdisiplin sains, technology, engineering, art dan Mathematic yang sesuai dengan lingkungan dalam kehidupan nyata. Sehingga STEAM lebih menekankan pada pembelajaran konsep dan praktek secara bersamaan.
Pada hari ini, Jumat 19 Mei 2023, saya mencoba mensimulasikan pendekatan STEAM di kelas 4 SDN 146 Gumuruh. Saya mencoba pada pembelajaran IPA materi energi alternatif. Salah satu energi alternatif yang bersumber dari angin adalah kincir angin. Dalam proses pembelajaran selain menyimak materi, siswa juga berkreasi dengan membuat kincir angin sederhana dari bahan kertas, sehingga memberikan ruang bagi siswa untuk mengeksplorasi kreativitasnya. Setelah membuatnya, anak-anak mempraktekkan langsung bagaimana kincir angin bisa berputar yaitu dengan meniup dan membawanya lari keluar kelas.
Proses pembelajaran berlangsung cukup kondusif dan interaktif. Dengan menerapkan kegiatan ini, siswa akan mampu berpikir kreatif dan menerapkan pengetahuan yang didapat dalam proses pembelajaran. Melalui pendekatan STEAM diharapkan dapat membekali anak-anak dengan kompetensi sesuai zamannya dan membangkitkan minat mereka untuk menjadi inovator di masa mendatang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI