Mohon tunggu...
Filemon Pandu Wimastha
Filemon Pandu Wimastha Mohon Tunggu... Editor - Wimastha

Tuhan bersamaMu

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Gereja Santo Fransiskus Xavierus Boawae

5 Agustus 2021   16:55 Diperbarui: 9 Agustus 2021   19:58 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum Injil menjejakan kakinya di bumi atau tanah Nage atau Boawae, sangat dipastikan bahwa nenek moyang kita hidup dalam alam animisme  (pandangan agama terhadap perilaku masyarakat). Secara geografis Boawae merupakan wilayah yang sangat sulit dijangkau pada zaman itu , berbeda dengan wilayah pesisir yang dengan mudah didatangi banyak orang dari segenap penjuru dunia melalui modal kapal laut. 

Daerah Boawae terdiri dari lembah dan gunung, yang dihuni oleh suku-suku asli yang sangat tertutup. Terobosan besar yang dapat dikatakan sebagai momentum memerdekakan keterbelakangan orang Flores adalah upaya kaum Penjajah membuka jalan lintas Flores. Kendatipun secara fisik nenek moyang kita banyak yang menjadi korban dari sistem" kerja paksa " oleh kaum penjajah, namun kita dapat bersepakat bahwa pembukaan untuk seluruh dimensi kehidupan orang Flores termasuk orang Boawae.

Jalur jalan lintas Flores melewati wilayah Boawae, mendekatkan masyarakat pada alur perkembangan jaman, suku-suku asli sudah mulai dapat berinteraksi dengan peradaban lain, lebih khusus peradaban kaum penjajah baik Belanda maupun Jepang. Sebuah peradaban yang masih terus berkembang sampai saat ini adalah agama katolik.

Penyebaran ajaran katolik di Boawae diawali dengan kedatangan Misionaris Belanda yang bernama Pater Yosef  Etel, SVD yang mula-mula berdomisili di raja ( paroki Raja saat ini ). Pelayanan Pater Yosef  Ettel ,SVD juga menjangkau wilayah Boawae, dengan mula- mula mendirikan Kapela dari bahan bamboo yang bertempat dilapangan SDK Boawae saat ini. 

Sebagai pusat kekuasaan, pada saat itu Boawae pasti lebih banyak diketahui oleh banyak orang. Sehingga banyak orang juga bertanya mengapa pater Yosef Ettel justru berdomisili di Raja bukan di Boawae? Padahal Boawae waktu itu merupakan sebuah pusat kekuasaan swapraja Nagekeo. Jawaban dari pertanyaan ini beragam, salah satunya adalah adanya sikap tertutup dari Raja Nagekeo saat itu, sehingga Pater Yosef Ettel SVD memutuskan untuk berdomisili di Raja, sambil secara perlahan menjajaki orientasi atau sikap Sang Raja terhadap ajaran yang di bawanya.

Kalau kita membayangkan sosok Pater Yosef Ettel , SVD pada saat itu, pasti Beliau adalah sosok orang muda, yang berani, penuh semangat , punya keyakinan nan teguh, kuat, dan juga tidak takut mati. Sangat sulit dibayangkan kalau Beliau sudah tua lalu mau menjadi Misionaris di tanah yang sangat jauh, tanah yang sangat asing , tanah yang penuh lembah dan bukit, tidak ada transportasi dan lain sebgainya, ungkap Pastor Paroki Boawae Rm. Yosef Liwu Pr. 

Lebih jauh lagi kalau kita coba masuk lebih dalam katakanlah kita masuk kedalam relung jiwanya, kita meraskan degub jantung dan aliran darah serta adrenalin yang memompa semangat hidup Beliau, kita sepakat bahwa adrenalin beliau adalah "adrenalin berani mati". Karena secara manusiawi adalah" gila" dia pergi meninggalkan kenyamanan, kesenangannya dan kemampanannya serta meninggalkan alam Eropa yang indah, penuh wangi bunga ke dunia' anta --berantah'.  
sumbangsi orang muda katolik Paroki Santo Fransiskus Xaverius Boawae.


Penegasan sri Paus, untuk semua orang katolik, tak terkecuali siapapun dia, wajib menyeruakan "kabar Gembira " bagi seluruh umat manusia.Pada perayaan Misa Hari Kaum Muda se-Dunia tahun 2014 (WYD-WORD YOUTH DAY) di pantai Copacabana, Rio Jeneiro,Brazil yang dihadari 3 juta orang muda sedunia Paus Fransiskus mengatakan" Gereja butuh peran orang muda katolik dan mengandalakan orang muda katolik untuk menjadi Rasul Misionaris" gambaran Paus mengenai orang muda katolik adalah sosok yang penuh kreatifitas, antusiasme, penuh sukacita, energik dan kekhas-an. 

Orang muda memiliki ciri khas tersendiri berbeda dengan ciri strata generasi yang lain. Kesimpulannya yang dapat kita kemukakakan dari sikap sri Paus ini yaitu adalah strata generasi yang mumpuni untuk menjalankan karya Misioner adalah "orang muda".
Gereja katolik Boawae, secara wilayah adalah paroki Boawae, yang telah hadir sejak adanya Misionaris Belanda kurang lebih pada tahun 1925. Keberadaan secara nyata atau fisik kaum Misionaris membawa kabar Baru (Injil Kristus )di tanah Boawae atau Nage hampir 100 tahun yang lalu, memengaruhi pola pikir dan karakter serta keperibadian yang sampai saat ini kita rasakan atau kita nikmati. Senang tidak senang, suka tidak suka, inilah hasil atau pengaruh atau dampak dan out put dari injil kristus yang telah diwartakan.

                                                 "Sekian"
1.Tanggal wawancara: senin, 21 september 2020
2.Bertempat: PaStoral Boawae                                                                                        
3.Subjek wawancara: Romo Pastor Paroki BOAWAE Yosef Liwu Pr.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun