Mohon tunggu...
Fikril Islam
Fikril Islam Mohon Tunggu... Jurnalis - Akan ku gores sejarah dengan tinta

Hidup adalah pilihan, membuat arus atau terbawa arus

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perhatian Orang Tua terhadap Perkembangan Anak

21 September 2014   23:52 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:00 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saat ini kita hidup di zaman modern, yang sering kali orang menyebutnya dengan masa perubahan dan kemajuan. Berbagai pembangunan terus dilakukan, bukan hanya dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi bahkan sampai kepada seni dan kebudayaan, segala sesuatu yang dianggap kuno dan tidak mampu berbaur dengan perkembangan modern semakin terkikis dan ditinggalkan.

Manusia terus berbenah menyesuaikan diri dengan kehidupan modern, media elektronik seperti ponsel yang dahulu merupakan kebutuhan untuk berkomunikasi dan hanya dimiliki oleh orang-orang menengah keatas, sekarang telah menjadi style yang harus dimiliki untuk mendapat predikat manusia modern. Bukan hanya itu, kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat pun harus menyesuaikan dengan kehidupan modern, jika tidak ingin dianggap sebagai manusia yang tradisional.

Melihat pada sisi berkeluarga sangat jelas adanya perbedaan. Jika dahulu peran seorang ayah adalah mencari nafkah untuk istri dan anak-anaknya dan seorang ibu berperan dalam pengasuhan dan pendidikan anak di rumah, tapi seiring perkembangan zaman para ibu seolah beralih fungsi membantu ayah dalam menambah penghasilan dengan menjadi seorang wanita karir, sehingga kini kita sering melihat anak-anak yang tidak mengenali orang tuanya, dikarnakan jarangnya terjadi komunikasi dan tidak adanya waktu untuk sekedar berbincang bersama. Tidak sedikit orang tua yang telah berangkat bekerja dipagi buta ketika anaknya masih tertidur pulas, dan pulang larut malam saat sang anak telah tertidur. Padahal perkembangan dan pertumbuhan anak sangat dipengaruhi oleh perhatian orang tua, karna pada masa anak-anak materi bukanlah kebutuhan yang paling pokok, melainkan perhatian dari orang tualah yang menjadi nomor satu.

Anak merupakan elemen penting dalam keluarga, karna anaklah yang akan meneruskan estafet kepemimpinan. Tanpa adanya anak maka silsilah keluarga akan terputus, kualitas anak sebagai generasi penerus akan menjadi sangat vital untuk kejayaan dimasa mendatang. Sehingga perlu perhatian dari orang tua dalam membentuk perilaku sang anak, karna perilaku anak terus berkembang semenjak masa balita hingga ia berumur 18 tahun. Karenanya masihkah para orang tua membiarkan anak-anaknya diasuh oleh kakek-neneknya atau bahkan dengan menyewa seorang baby sitter untuk merawat anak-anaknya ? sebenarnya tidak ada larangan menggunakan jasa untuk merawat anak ketika orang tuanya sedang bekerja, tapi hal itu hanya akan menimbulkan jarak antara anak dan orang tua karna sang anak lebih banyak menghabiskan waktunya bersama pengasuh dibanding orang tua mereka sendiri. Perlu adanya waktu untuk orang tua dan anak berbincang bersama, sehingga orang tua dapat memahami keinginan dan permasalahan yang dihadapi oleh anak-anaknya.

Bahkan para psikolog menghimbau kepada para orang tua untuk dapat memposisikan diri mereka, kapan berfungsi sebagai orang tua, sahabat, bahkan layaknya teman bermain sehingga timbul kedekatan antara orang tua dan anaknya.

Saling keterkaitan antara orang tua dan anak akan menciptakan sebuah keluarga yang harmonis, dan pendidikan serta perhatian dari orang tualah yang dapat memciptakan generasi-generasi hebat. Marian Wright Edelman mengatakan : ”Orang tua telah menjadi begitu yakin bahwa pendidik  ( guru disekolah) tahu apa yang terbaik bagi anak anak mereka padahal mereka lupa bahwa merekalah sebenarnya yang ahli dalam mendidik.”. Pendapat ini yang selaras dengan kenyataan bahwa orang tua memegang peranan penting menciptakan perilaku anak-anaknya.

Dalam pandangan islam anak merupakan aset yang sangat berharga, karna anak sholeh dan sholehah dapat menyelamatkan orang tuanya dari siksa api neraka, karna anak yang sholeh dan sholehah akan senantiasa berdoa untuk keselamatan dan ketenangan orang tuanya ketika mereka sudah meninggal dunia. Ada salah satu peribahasa bahwa “gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama” maksud dari peribahasa ini adalah jika seseorang baik budi pekertinya dan tingkah lakunya, maka walaupun sudah mati namanya akan tetap diingat. Setiap kita tak ada yang mengetahui kapan ajal menjemput, sehingganya apakah yang akan kita tinggalkan setelah tiada ?

Allah telah berfirman di dalam al-qur’an surah An-Nissa ayat 9 : “dan hendaklah takut kepada allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah...” ayat ini mengingatkan kepada manusia (khususnya orang tua) agar tidak mewarisi generasi yang lemah, baik karna kurangnya IPTEK dan IMTAQ maupun tidak ada perhatian terhadap pengembangan perilaku anak-anaknya.

Oleh karena itu, saya berkesimpulan bahwa, harus adanya hubungan erat antara orang tua dan anak, agar orang tua mampu memahami sang anak, dan anak mampu mengenali orang tuanya. Jika ini terwujud maka bukan tidak mungkin kenakalan-kenakalan remaja dapat di minimalisir karna adanya kontrol dan tanggung jawab dari orang tua untuk anaknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun