1000 Piring Makanan Di Sadranan Dusun JetisÂ
Setiap menjelang bulan Ramadhan, warga dusun Jetis memiliki tradisi turun temurun sebagaimana masyarakat Jawa pada umumnya. Salah satunya adalah Sadranan.
Tradisi ini diawali dengan membersihkan area makam dusun, dilanjutkan dengan do'a dan makan bersama.Â
Pada Sadranan tahun ini, diawali dengan bersih makam pada tanggal 20 Ruwah, atau tanggal 20 Sya'ban yang tahun ini jatuh pada hari Rabu 19 Febuari 2025. Masyarakat Jetis membersihkan area makam para leluhur mereka secara bersama-sama. Lalu dilanjutkan dengan do'a dan makan bersama. Namun untuk tahun ini, do'a tahlil dan makan bersama diganti pada hari Minggu, 23 Februari 2025, supaya anak sekolah dan yang bekerja, bisa mengikuti acara puncak Sadranan.Â
Sadranan diikuti seluruh warga dari RT 05 sampai 09 Dusun Jetis, Desa Manggis, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Tidak hanya warga setempat, namun para perantau juga memiliki tradisi pulang kampung saat Sadranan. Bahkan beberapa perantau lebih memilih pulang kampung saat Sadranan daripada saat lebaran.Â
Antusiasme warga bisa dilihat sejak pukul 05:30 WIB, dimana warga sudah mulai berdatangan untuk menggelar tikar dan menata piring makanan di Bangsal Makam Dusun Jetis. Meskipun acara dimulai pukul 08.00 WIB.Â
Acara puncak Sadranan adalah makan bersama. Makanan berasal dari setiap keluarga dengan membawa 11 piring berisi makanan. Yang unik adalah, di antara makanan yang dibawa, lalu ditata rapi dan dibatasi dengan pisang satu lirang (sisir). Total piring mencapai 1000 lebih, yang berisikan jajan pasar, buah, hingga makanan khas Boyolali.
Selain itu juga ada Ingkung Ayam Kampung, yang tahun ini berjumlah 19 Ingkung Ayam Kampung beserta nasi dan pelengkap lainnya. Ingkung Ayam Kampung tadi dibagikan kepada seluruh warga yang hadir.Â
"Sadranan adalah cara warga Jetis untuk nguri-uri budaya leluhur dan dalam rangka mendo'akan para leluhur yang telah kembali menghadap Gusti ingkang Maha Kuasa, serta mensyukuri atas nikmat dan karunia-Nya menjelang bulan puasa", tutur salah satu sesepuh Dusun Jetis.