Mohon tunggu...
Fikri At Tamimy
Fikri At Tamimy Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Lahir di Banjarmasin, Kalimantan selatan pada 11 oktober 1993. menghabiskan masa kecil di pondok tahfiz qur'an Al-Ihsan Banjarmasin, dan melewati masa-masa sekolah di pondok pesantran Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai,Kalimantan Selatan. Dan sekarang terdaftar sebagai mahasiwa di fakultas psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kombinasi Antara Konsep Psikoterapi Modern dengan Konsep Keislaman Akan Menghasilkan Terapi Yang Hebat

8 Oktober 2014   14:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:55 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Istilah psikoterapi adalah bagian dalam keilmuan psikologi yang berfungsi untuk menolong klien yang mengalami permasalahan-permasalahan psikologis. Seorang professional dalam bidang ini tentu harus mengerti landasan teori-toeri seputar psikoterapi dan juga konseling, karena dua bidang ini saling berkaitan, antara psikoterapi dan juga konseling, yang mana bertujuan ke arah yang sama, yaitu menolong klien atau konseli, namun dalam masalah konteks yang berbeda.

Tujuan dari psikoterapi adalah untuk membantu seorang klien mengembalikan motivasinya untuk melakukan hal-hal yang benar, untuk mengurangi tekanan emosi yang berlebihan, membantu seorang klien untuk mengmbangkan potensinya, untuk mengubah kebiasaan yang negative dan membuat hal-hal yang baru dalam hidup, dan masih banyak lagi, yang semua itu bertujuan untuk membantu memecahkan masalah dan memberikan solusi bagi klien yang bersangkutan.

Dari tujuan-tujuan yang harus dicapai dalam psikoterapi, dapat diketahui bahwa psikoterapi  ini menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan fisiologis, emosional, kognitif, behavioral pada seorang klien, dan hal ini adalah berat, karena menangani permasalahan yang berkaitan dengan kondisi kejiwaan.

Tentu dalam menangai klien, seorang psikoterapis yang professional mengerti terhadap dasar-dasr teori yang ada dalam psikoterapi. Karena teori-teori psikoterapi itulah yang menjadi pijakan bagi seorang professional psikoterapi dalam menghapai kliennya.

Terdapat banyak teori-teori psikoterapi yang dikembangkan oleh para tokoh-tokoh psikologi, kita ambil contoh teori psikoanalisa yang dikembangkan oleh Sigmund Freud, Freud dalam teorinya berasumsi bahwa manusia tujuannya hanya harus dipenuhi kebutuhan biologisnya, dan juga manusia itu dikendalikan oleh pengalaman masa lalunya.

Sedangkan jenis-jenis terapi dalam psikoanalisa ada yang namanya sebagai asosiasi bebas, analisis mimpi, analisis transferensi, analisis tesistensi dan juga penafsiran. Yang mana proses yang dilakukan dalam terapi menurut teori ini adalah proses yang berkelanjutan dan memerlukan waktu yang lama. Seperti memberikan terapi dalam jangka waktu yang lama dengan memberikan serangkaian kegiatan terhadap klien, mengasosiasikan antara perasaan dan ingatan, menghayati pengalaman masa kanak-kanak, lalu proses asosiasi bebas “mengeluarkan apa yang ada dalam pikiran”, dan terakhir adalah memberikan pemahaman yang dalam kepada klien berdasarkan dasar teori yang digunakan.

Kebanyakan dari para ahli yang mengerti akan masalah ini jarang mengkombinasikan antara pemahaman psikoterapi barat dengan konsep keagamaan, dalam konsep islam misalnya. Konsep psikoterapi islam memiliki jangkauan yang lebih luas, tidak hanya hanya focus pada sebatas masalah duniawi saja, namun juga ada unsur ukhrawi, seperti berorientasi pada Al-Qur’an dan As-sunnah.

Muhammad Mahmud, seorang psikolog muslim ternama, beliau membagi konsep psikoterapi islam dalam dua kategori, yang pertama adalah konsep duniawi, yaitu proses psikoterapi yang menggunakan teknik-teknik psikis menurut konsep-konsep dan teori yang dirumuskan oleh para tokoh psikologi. Yang kedua adalah bersifat ukhrawi, yaitu bimbingan-bimbingan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, mengamalkan ajaran-ajaran dalam agama, dan mentaati segala yang dianjurkan dalam agama dan menjauhi yang dilarang. Kedua konsep ini digabungkan dan saling dikaitkan sehingga terjadi proses-proses terapi yang menggunakan teknik psikoterapi dalam psikologi dan juga dalam konteks psikoterapi yang islami, sehingga terapi yang dilakukan tidak hanya sebagai sebatas penyembuhan klien saja, namun juga memberikan konsep-konsep keagamaan yang tentu akan mempebaiki kondisi spritualitasnya.

Sehingga bagi seorang muslim, psikoterapi dengan konsep keislaman tentu jauh lebih efektif dengan hanya menggunakan konsep-konsep barat yang hanya mengedepankan aspek duniawi saja dan tidak ada aspek spritualitas di dalamnya, sedangkan konsep psikoterapi dalam presfektif islam adalah tidak hanya memberikan konsep psikoterapi dalam konteks duniawi saja, namun juga ukhrawi, yaitu menggabungkan antara konsep-konsep psikoterapi menurut kaidah yang ada dengan konsep ajaran-ajaran penyembuhan jiwa yang ada dalam islam.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Ali Karamallahu Wajhah bahwa obat hati itu ada 5 perkata.

1. Membaca Al-Qur’an dengan memahami artinya

2. Melakukan shalat malam

3. Bergaul dengan orang yang sholeh

4. Memperbanyak puasa

5. Dzikir yang lama di malam hari.

Syair ini dinyanyikan oleh Opick dalam lagunya yang berjudul tombo ati atau obat hati. Nah kelima konsep diatas adalah obat hati yang berfungsi juga mengobati masalah-masalah kejiwaan dan psikologisnya.

Jika 5 hal tersebut dijadikan sebagai bahan terapi, maka tentu halnya akan luar biasa “dalam konteks yang muslim”. Yang sering terjadi pada saat ini adalah aspek-aspek keagamaan sangat jarang dikombinasikan dalam metode penggunaan terapi, dan justru terapi-terapi tersebut hanya berfokus pada konsep-konsep barat yang hanya menekankan pada aspek duniawi saja, sehingga yang dihasilkan hanya dalam konteks itu juga, maka jangan heran jika hasilnya dari terapi itu tidak bertahan lama dan hanya bersifat sementara.

Berbeda dengan konsep-konsep keagamaan yang lebih menekankan pada kebersihan jiwa, konsep keislaman lebih berfokus pada tazkiyatun nafs yang mana ini sifanya tidak hanya sebatas keduniaan saja, namun juga bersifat ukhrawi, sehingga yang dihasilkan tidak hanya sementara, namun dalam jangka waktu yang panjang. Maka sangat penting bagi seorang psikolog muslim untuk mengkombinasikan antara konsep-konsep terapi yang ada dengan konsep-konsep keislaman, sehingga yang dihasilkan menjadi luar biasa.

Maka oleh sebab itu semua orang yang memiliki konsep keagamaan yang baik rata-rata mereka semua mempunyai kesejahteraan psikologi yang baik, sangat jarang orang yang memiliki paham keagamaan yang baik bermasalah dengan kesehatan jiwanya,justru orang yang seperti ini sangat sehat kondisi psikologisnya. Mungkin inilah jawabannya mengapa masyarakat kita lebih senang ke Kyai atau seorang ahli agama daripada ke psikiater dalam berkonslutasi masalah-masalahnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun