Mohon tunggu...
Fifin Nurdiyana
Fifin Nurdiyana Mohon Tunggu... Administrasi - PNS

PNS, Social Worker, Blogger and also a Mom

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Usia Ideal untuk Pernikahan Ideal

30 Agustus 2016   20:00 Diperbarui: 30 Agustus 2016   20:22 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
poster GenRe BKKBN (bimailm.blogspot.co.id)

“....

kucium hatimu damai, tatap matamu harapan, saat kita erat berpelukan, oh indahnya berkata
oh ... menikahlah denganku
oh ... bahagialah selamanya
musim demi musim berlalu, menuai usia kita, biar dua hati bercanda, di padang yang kita bina

....                                             
oh ... abadilah cintaku, oh ... jayalah dunia berlalu, oh ... bahagialah kasihku, oh ... bahagialah selamanya
sampai waktu yang memanggil kita, ku kan tetap berkata
oh ...menikahlah denganku
oh ...bahagialah selamanya...”

Sepenggal lirik lagu Java Jive yang berjudul Menikahlah Denganku diatas sepertinya menggambarkan indahnya sebuah pernikahan. Bahagianya ketika bisa menikah dengan orang yang dicintai dan buaian-buaian angin surga lainnya. Tak pelak, pernikahan menjadi sesuatu yang paling dinanti-nantikan terutama bagi kaum perempuan. Ditambah lagi budaya masyarakat kita yang menciptakan sebutan “perawan tua” yang pada akhirnya justru menjadi hegemoni bagi kaum perempuan untuk “cepat-cepat menikah”.

Rasanya, tak perlu lagi menimbang-nimbang bibit, bebet dan bobotnya asal sebutan itu tak melekat di diri seseorang. Bahkan, di banyak kasus di masyarakat, pernikahan dini usia remaja menjadi satu kebanggaan bagi suatu keluarga, karena seperti mengisyaratkan bahwa “anak perawan” mereka telah “laku” sehingga tak perlu menunggu lama untuk mendapat pinangan dari seorang laki-laki. Pernikahan dini pasangan yang tidak berusia ideal ini seperti sudah menjadi lumrah di mata masyarakat.

Namun apa lacur, kenyataannya, banyak terjadi pernikahan yang digadang-gadang bahagia itu harus berakhir dengan perceraian, atau jika tidak maka akan begitu banyak kasus-kasus yang terjadi seperti KDRT, perselingkuhan, perseteruan dua keluarga, dll. Harus digarisbawahi, pada setiap kasus rumahtangga, hampir pasti perempuan selalu di pihak yang paling dirugikan.

Jika sudah demikian, lantas akankah sebuah pernikahan masih indah ? akankah buai angin surga akan menjadi kenyataan ? akankah pernikahan menuai kebahagiaan ?!

Pentingnya Faktor Usia Ideal

Pada dasarnya usia ideal bagi pasangan yang hendak menikah adalah lebih dari 20 tahun untuk perempuan dan lebih dari 25 tahun untuk laki-laki. Bukan tanpa alasan mengapa faktor usia ideal ini menjadi hal yang sangat krusial. Apa saja alasannya ?

  • Kesehatan Reproduksi, Ketika membicarakan pernikahan tentu saja juga akan berbicara fungsi reproduksi baik bagi laki-laki maupun perempuan. Terutama perempuan yang harus mengalami kehamilan dan melahirkan. Menurut penelitian para ahli, perempuan berusia dibawah 20 tahun termasuk dalam kelompok resiko tinggi ketika mengalami proses kehamilan dan melahirkan. Kelompok remaja ini dalam ilmu kesehatan memiliki organ reproduksi yang belum siap dan beresiko tinggi mengalami gangguan kesehatan saat hamil dan melahirkan. Dikatakan juga bahwa sel telur belum sempurna sehingga dikhawatirkan dapat mengganggu perkembangan janin yang dikandungnya. Akibatnya, resiko terjadinya kematian ibu melahirkan sangat tinggi. Mengapa ? karena fungsi reproduksi yang belum matang sempurna menyebabkan banyak gangguan seperti tekanan darah tinggi, pendarahan, bayi prematur, bahkan juga gangguan pasca melahirkan seperti Baby Blues Syndrom. Kesemuanya itu jika tidak ditangani secara serius akan menjadi hal membahayakan bagi ibu dan bayinya hingga berujung pada kematian. Berbeda dengan perempuan yang berusia lebih dari 20 tahun. Mereka berada pada kelompok resiko yang paling rendah pada masa kehamilan dan melahirkan. Bahkan, di usia 24 tahun perempuan memiliki tingkat kesuburan yang paling tinggi, sehingga tentu saja dibarengi dengan fungsi reproduksi yang jauh lebih baik ketimbang kelompok di bawahnya. Kondisi ini sangat berpengaruh pada kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya. Semakin baik fungsi reproduksinya maka semakin baik/sehat keadaan ibu maupun janinnya. Pada akhirnya ini akan membantu upaya pemerintah dalam mengurangi tingkat angka kematian ibu dan bayi terutama pada saat persalinan.
  • Kematangan Aspek Sosial, Di usia ideal ini, mereka dianggap matang di aspek sosialnya. Bagaimana kerangka berpikir mereka, bagaimana cara bersikap mereka sampai bagaimana mereka menyelesaikan persoalan dianggap telah mumpuni. Secara mentalitas, pada umumnya mereka telah memiliki bekal yang cukup untuk mengarungi biduk rumahtangga yang sangat kompleks. Ilmu pengetahuan mereka tentang dunia rumahtangga juga sudah luas untuk mulai membangun dan membina keluarga yang ideal dan harmonis. Kematangan aspek sosial serta pengetahuan yang luas akan mencegah terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
  • Usia Produktif, Kelompok usia ideal juga dianggap sebagai kelompok usia produktif. Bukan hanya produktif dalam fungsi reproduksi, tapi juga produktif dalam pencapaian ekonomi. Pencapaian bersifat materi ini tentu saja berkaitan dengan kewajiban seorang kepala rumahtangga dalam pemenuhan nafkah keluarga. Tidak bisa dimungkiri, kesiapan faktor ekonomi menjadi hal yang sangat utama. Seperti kita tahu, banyak sekali kasus perceraian dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) berawal dari faktor ekonomi yang dianggap tidak terpenuhi. Khususnya bagi laki-laki, usia diatas 25 tahun dianggap sebagai “usia bekerja”. Pada usia ini seorang laki-laki telah melewati masa pendidikan tinggi, mempunyai pengalaman dan telah memiliki pekerjaan dan jenjang karir yang bagus sehingga ini dapat menjadi salah satu indikator “kematangan” seorang laki-laki di usia ideal untuk menikah. Artinya, dengan menikah di usia ideal maka turut menciptakan keluarga yang mandiri secara finansial. Kemandirian finansial ini yang akan mengantar pada kesejahteraan rumahtangga.

Lalu, jika saat ini saya adalah seorang remaja, apa yang harus saya lakukan ?

Mempersiapkan Diri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun