Mohon tunggu...
Fidya NurulKhasanah
Fidya NurulKhasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Universitas Wahid Hasyim Semarang

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Agroforestri: Sistem Lama Budaya Baru Wujudkan Pembangunan Pertanian Berkelanjutan dengan Memperhatikan Keseimbangan Alam

20 Agustus 2021   14:45 Diperbarui: 20 Agustus 2021   14:47 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dilansir dari berita media online medcom.id terjadinya puluhan hektar lahan gambut di Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Pali, Sumatera Selatan dibakar dengan sengaja oleh warga dengan alih pola pembukaan lahan untuk kepentingan pertanian. Kebakaran tersebut menyebabkan kabut asap tebal disekitarnya. Kebakaran hutan juga dapat membahayakan bagi lingkungan dan manusia. 

Melihat fenomena tersebut saya berasumsi masyarakat umum beranggapan lebih baik mengganti lahan hutan untuk dijadikan lahan disektor pertanian yaitu karena mengolah sawah yang jelas hasil komoditasnya dapat dipanen dalam jangka waktu yang pendek dan mendapat keuntungan hasil yang nyata dengan waktu yang cepat lebih efektif dibanding dengan menanam pohon yang sifat dasarnya kayu dan hasil keuntungan yang didapat dari penanaman pohon pun lama. 

Pengalihfungsian hutan alam menjadi lahan pertanian tanpa disadari dapat menimbulkan banyak masalah seperti penurunan kesuburan tanah, erosi, kepunahan flora fauna, bencana alam buatan bahkan perubahan lingkungan yang global. 

Data resmi dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Ketuhanan (KLHK) menunjukan kehilangan hutan bruto tahunan sebesar 119.000 hektare terhitung dari Juni 2019-Juli 2020. Walaupun kehilangan hutan tersebut tidak semua di alih fungsikan di sektor pertanian. 

Namun, kita sebagai generasi penggerak pembangunan berkelanjutan di bidang pertanian harusnya juga memerhatikan aspek di sektor lain pula. Apabila dengan melakukan sistem yang dapat dijalankan secara bersamaan antara sektor pertanian dengan sektor kehutanan akan menghasilkan hasil yang maksimal dan itu bekerja dengan efektif mengapa kita tidak melestarikan sistem tersebut. Karena di Indonesia tak hanya berfokus pada lahan yang semakin krisi namun juga ketahanan pangan untuk keberlangsungan hidup manusia. 

Sistem yang dapat digunakan untuk mewujudkan konsep penggabungan antara pertanian dengan perhutanan salah satunya dengan menggunakan sistem agroforestri atau yang lebih sering didengar sistem wanatani. Agroforestri juga memiliki dampak bagi pembangunan pertanian berkelanjutan. Untuk lebih jelas nya dapat dipaparkan sebagai berikut:

Generalisasi Agroforestri

Ketersediaan lahan yang semakin terbatas menyebabkan area hutan pun tak luput dari incaran orang-orang atau pelaku yang memanfaatkan lahan untuk melakukan berbagai kegiatan dalam bentuk usaha di sektor pertanian. Hal tersebut memicu lahirnya agroforestri sebagai cabang ilmu pengetahuan dibidang pertanian atau perhutanan. 

Agroforestri atau wanatani yaitu suatu sistem yang terbentuk dari penggabungan antara usaha pertanian dan usaha kehutanan. Sistem ini bermaksud agar memperoleh hasil yang maksimal dari usaha pertanian namun juga tidak mengabaikan budidaya di sektor perhutanan. 

Dalam agroforestri ini area hutan terdapat terdapat jenis pohon yang homogen maupun heterogen kemudian dikombinasikan dengan satu atau lebih jenis tanaman pertanian. 

Tujuan dari agroforestri yaitu sambil menunggu hasil dari area hutan yang memerlukan waktu yang cukup lama masyarakat dapat memanen hasil dari area pertanian yang jangka waktunya lebih singkat dibanding hasil hutannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun