Mohon tunggu...
Fiderman Gori
Fiderman Gori Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Pinggiran

Alumni FISIP UDA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya Baru dan Moral Milenial

7 Mei 2021   16:55 Diperbarui: 7 Mei 2021   16:56 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: line.17qq.com

Ketiga, krisis moral. Moral merupakan nilai-nilai atau norma norma kebaikan yang menjadi pegangan dalam kehidupan seseorang untuk bertingkah laku. Sedangkan krisis moral merupakan kurangnya tingkat kesopanan, disiplin,tingkah laku, akhlak, serta pancasila yang rendah. Krisis moral yang bertolak belakang dari norma budaya disebabkan, pertama: kurangnya pengetahuan tentang makna teknologi, kedua: kurang mengelolah/menyaring informasi dan ketiga: lemahnya control diri.  Krisis moral merujuk pada bagaian krusial seperti pergaulan bebas, dunia malam, premarital sex (seks pranikah) dan lain-lain.

Dalam buku Dimensi-Dimensi Pendidikan moral yang ditulis oleh Cheppy Haricahyono, definisi dari moral adalah sesuatu yang berkaitan, atau ada hubungannya dengan kemampuan menentukan benar salahnya suatu tingkah laku. Sehingga moral merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan untuk menentukan baik buruknya sikap atau pun perbuatan yang kita lakukan.

Milenial pada era globalisasi sekarang ini seperti kehilangan arah dan tujuan. Mereka terjebak pada lingkaran dampak globalisasi yang lebih mengedepankan corak hedonisme dan apatisme (acuh tak acuh, tak peduli). Sehingga pada akhirnya menimbulkan kekhawatiran karena adanya krisis moral generasi milenial yang seharusnya menjadi agen perubahan sosial yang lebih baik namun terhalang oleh kebahagiaan dunia semata.

Untuk mengontruksi moral generasi milenial di era ini tentu bukan perkara mudah tetapi perlu dibentengi dengan pedidikan budaya dan moral yang ketat dengan cara menanamkan nilai-niali budaya leluhur. Mengikuti perkembangan global relative wajar dan baik, akan tetapi perlu di ingat  budaya sebagai parameter dan alat kendali dalam bertingkah laku dan tidak menghilngkan nilai budaya tersebut. Artinya "berpikir global dan betindak lokal".


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun