Penyedia jasa transportasi massal harus belajar bahwa mereka buka sekedar menyediakan layanan umum akan tetapi meliputi aspek kualitas layanan, jumlah, konsistensi, keamanan dan kenyamanan. Untuk itu pola pendekatan harus segera ditransformasi dari pola gunakan apa yang disediakan menjadi sediakan apa yang dibutuhkan konsumen.
Belajar dari Transformasi PT. Kereta Api Indonesia
Penyedia jasa layanan transportasi massal dan pemerintah semestinya bisa belajar dari transformasi yang dilakukan PT. Kereta Api Indonesia (KAI). Sejak 2009, PT. KAI meningkatkan mutu dan pelayanan kepada pengguna jasa angkutan kereta api. PT KAI terus berbenah seperti memodernisasi sistem pertiketan, membuat aplikasi KAI Access, melakukan peremajaan sarana, memperbaiki prasarana dan fasilitas layanan di seluruh stasiun.Â
Tidak sampai disitu, PT. KAI juga terus berbenah dan berinovasi demi memberikan layanan terbaik, seperti membuat Rail Clinic, e-boarding pass, ticket vending machine, transaksi cashless pembelian tiket, pembenahan konektivitas antarmoda stasiun, dan pengembangan kawasan Transit Oriented Development (TOD) di stasiun-stasiun melalui sinergi BUMN.Â
Transformasi tersebut telah terbukti membuahkan hasil. Sejak 2012 hingga 2018, pertumbuhan volume penumpang meningkat rata-rata sebesar 13,2 persen dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 19 persen.