“Sebuah penghidupan terdiri atas kapabilitas, aset (termasuk sumber-sumber material dan sosial), dan kegiatan mencari nafkah.
Sebuah penghidupan dapat disebut berkelanjutan apabila dapat mengatasi dan pulih dari tekanan dan guncangan, mempertahankan aau menguatkan kapabilitas dan asset, tanpa menyusutkan basis sumberdaya alam” – Chambers dan Conway 1992: 6
Kajian serta praktek pembangunan yang menggunakan pendekatan penghidupan sebenarnya telah ada sejak beberapa dekade yang lalu, yang mana pada masa tersebut juga getol dilakukan di beberapa belahan dunia. Walakin, kajian penghidupan nyatanya masih mampu menjawab tantangan zaman.
Ada tawaran akan cara memadukan berbagai keprihatinan sektoral yang ada dan juga guna perbarukan dengan kekhasan situasi lokal.
Saat ini pemikiran mengenai penghidupan sedang dalam pembaharuan dalam menghadapi tantangn baru semacam penyesuaian terhadap perbahan iklim, pengurangan resiko bencana, perlindungan social dan yang lainnya.
Kajian penghidupan ada semenjak akhir 1980-an dengan 3 kata yang saling terhubung: berkelanjutan, pedesaaan, dan penghidupan. Agaknya, keterhubungan tersebut muncul saat diskusi mengenai laporan Food 2000 yang disusun untuk Komisi Bruntland. .
Istilah penghidupan atau livelihood dan keberlanjutaan atau sustainable kemudian saling terhubung, terlebih lagi adanya konsep penghidupan berkelanjutan (suistainable livelihood).
Walaupun istilah tersebut sebelumnya telah ada, tetapi istilah penghidupan berkelanjutan dipopulerkan oleh Robert Chamber dan Gordon Conway dalam makalah mereka yang terbit tahun 1992.
Penghidupan berkelanjutaan merupakan hal penting bagi pemahaman serta dasar untuk bertindak. Dalam buku Penghidupan Berkelanjutan dan Pembangunan Pedesaan (Seri Kajian Petani dan Perubahan Agraria) yang Scoones tulis, dijelaskan penghidupan di pedesaan bukan hanya usaha tani, tetapi lebih dari itu seperti kegiatan di luar pertanian, dan kesempatan kerja pedesaan.
Sedangkan Frank Ellis, yang dikutip dalam buku tersebut juga, melihat penghidupan pedesaan sebagai serentetan ragam strategis yang dibedakan dalam masing-masing rumah tangga. Dalam perubahan agrarian, ekonomi non-pertanian menjadi penting karena adanya kegiatan lain di luar pertanian pedesaan.
Scoones menekankan pendekatan ekonomi-politik dalam menggambarkan rinci keragaman strategi penghidupan. Pendekatan tersebut berfokus pada aliasnsi politik dan ekonomi yang terbentuk antara kelas berbeda-beda yang selanjutnya membentuk struktur ekonomi lebih luas.