Pabrik Tahu Ami Hasan telah berdiri sejak tahun 2022 dan hingga kini telah beroperasi selama kurang lebih tiga tahun. Tepatnya dilokasi RT 01/RW 01, Desa Debong Lor, Kecamata Tegal Barat, Kota Tegal. Dengan kapasitas produksi yang cukup besar, pabrik ini mampu memproduksi sekitar 6.000 pcs tahu per hari, bahkan dapat meningkat hingga 7.000 pcs pada saat libur hari raya besar. Dengan jumlah karyawan sebanyak 5 orang. Selain tempat produksi berada di Desa Debong Lor. Pabrik Tahu Ami Hasan juga memiliki cabang di daerah Bongkok yang tidak jauh dari rumahnya sebanyak 3 pekerja pada bagian produksi. Bahan baku kedelai yang digunakan untuk proses produksi pabrik tersebuut import dari negara Amerika, guna menajaga kualitas dan konsistensi hasil produksi. Pabrik Ami Hasan mampu mencukupi kebutuhan permintaan konsumen disetiap harinya. Meskipun ada beberapa kendala yang dihadapi namun pemilik pabrik dapat menghadapi tantangan tersebut hingga masih terus berjalan sampai sekarang. Penyediaan bahan baku yang harus import menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi dikarena proses perjalanan yang jauh terkadang dapat mempengaruhi kualitas bahan baku kedelai yng diterima. Dengan penerimaan kualitas bahan baku yang kurang baik tentu akan mempengaruhi hasil tahu yang kurang berkualitas pula. Akan tetapi hal tersebut bukan menjadi tantangan utama yang dihadapi oleh Pabrik Ami Hasan.
Pemilik pabrik tahu mengungkapkan bahwa masalah utama yang dihadapi adalah mengenai penanganan limbah cair yang dihasilkan oleh produksi tahu tersebut belum terkelola secara optimal. Dalam proses produksinya, penyaringan pada produksi pembuatan tahu Ami Hasan dilakukan satu kali sebagai upaya menjaga kualitas dan mendapatkan tekstur dan rasa yang diinginkan sesuai dengan ciri khas produk yang telah ditentukan oleh pemilik. Hal tersebut berdampak terhadap limbah cair yang dihasilkan kurang tersaring sempurna sehingga banyak ampas yang terbuang terbawa pada saat proses penyaringan. Selain itu dengan limbah cair yang tidak tersaring secara optimal mengakibatkan banyak kandungan organik yang ikut terbawa seperti lemak, protein dan serat kedelai. Dengan banyaknya kandungan organik tersebut maka limbah cair yang dihasilkan akan lebih sulit untuk terurai dan menimbulkan bau yang kurang sedap. Pencemaran yang ditimbulkan dari limbah cair tersebut berdampak langsung pada kehidupan warga di sekitar pabrik seperti bau tidak sedap, akses air untuk memasak dan minum kurang bersih sehingga dapat memicu gangguan kesehatan seperti penyakit kulit dan juga pencernaan. Dengan kondisi tersebut, permasalahan limbah cair tahu menjadi isu lingkungan yang perlu segera mendapatkan perhatian khusus agar tidak menimbulkan dampak lebih luas di masyarakat. Sebagai bentuk kepedulian terhadap permasalahan lingkungan yang ditimbulkan dari limbah cair Pabrik Tahu Ami Hasan, mahasiswa KKN-T Universitas Alma Ata berperan aktif dalam membantu mencari solusi, Langkah awal yang dilakukan adalah untuk berdiskusi dan menanyakan terkait pengoptimalan pengelolaan limbah cair. Dari hasil diskusi, pihak DLH Kota Tegal memberikan masukan bahwa pengelolaan limbah cair sebaiknya dilakukan dengan menggandeng pihak ketiga (vendor) yang memiliki kompetensi dalam membangun sistem pengolahan limbah sesuai standar lingkungan. Dengan adanya sistem pengolahan tersebut, limbah cair yang dihasilkan tidak langsung dibuang ke lingkungan, melainkan melalui proses pengolahan terlebih dahulu sehingga tidak menimbulkan pencemaran maupun gangguan kesehatan bagi masyarakat sekitar. Melalui upaya koordinasi ini, mahasiswa KKN-T berperan sebagai jembatan komunikasi antara masyarakat, pemerintah kelurahan, dan instansi terkait. Harapannya, kolaborasi ini dapat menghasilkan solusi yang berkelanjutan dalam menjaga kebersihan lingkungan serta meningkatkan kualitas hidup warga sekitar. Pembuatan sistem pengolahan limbah tersebut menjadi solusi konkrit untuk kedua belah pihak antara pemilik pabrik dan juga warga area pemukiman. Dengan adanya sistem tersebut, pabrik tetap beroperasi dan menambah kapasitas produksi, namun tidak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Karena keberhasilan usaha tidak hanya diukur berdasarkan berkembangnya secara materi melainkan dampak sosial dan lingkungan yang dengan adanya pabrik tersebut. Oleh karena itu, keberadaan pabrik diharapkan tidak hanya mendukung kebutuhan konsumen, melainkan juga menjaga kelestarian lingkungan dan kualitas hidup masyarakat sekitar. Dengan adanya dukungan penuh dari warga, pihak kelurahan sebagai pemerintahan setempat, serta Dinas Lingkungan Hidup Kota Tegal, diharapkan Pabrik Tahu Ami Hasan dapat terus berkembang pesat, berkontribusi positif terhadap lingkungan, dan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat di wilayah Debong Lor.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI