Mohon tunggu...
Fery Fauzi
Fery Fauzi Mohon Tunggu... Lainnya - Ada banyak makna dari sebuah kata

semangat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Strategi Atasi Burnout Akademik Siswa di Masa Pandemi Covid-19

19 Januari 2021   16:46 Diperbarui: 19 Januari 2021   17:02 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh : Fery Fauzi Arif

wabah Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2) atau yang sering disebut COVID-19 memberikan dampak yang luar biasa bagi manusia.  Virus yang menyerang manusia di seluruh dunia yang muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019 kemudian diberi nama, COVID 19 menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Tingginya korban terinfeksi dan penyebaran yang masif membuat pemerintah harus menerapkan beberapa aturan agar penyebaran virus tidak semakin parah sehingga dapat mecegah dan menurunkan kasus masyarakat yang terinfeksi. 

Kebijakan pemerintah dalam menghadapi covid berimbas juga pada sistem pendidikan. Pemerintah menerapkan pembelajaran sistem online atau dalam jaringan. pembelajaran dalam jaringan diterapkan pemerintah agar siswa tetap mendapatkan hak belajar meskipun dengan belajar di rumah, demi keamanan dan kesehatan anak.

Perubahan proses belajar dari offline menjadi online tidak menutup kemungkinan akan memberikan dampak tersendiri baik dari pendidik maupun peserta didik dan orang tua. Adapun dampak yang teradi pada peserta didik adalah brunout akademik . 

Burnout akademik mengacu pada stres, beban atau faktor psikologis lainnya karena proses pembelajaran yang diikuti oleh siswa sehingga menunjukkan keadaan kelelahan emosional, kecenderungan untuk depersonalisasi, dan perasaan prestasi pribadi yang rendah. 

Brunout akademik pada siswa bisa dimaknai sebagai kelelahan dalam proses belajar. Seringkali siswa tidak menyadari jika dirinya sedang mengalami burnout dalam proses akademik. 

Hal itu disebabkan berbagai faktor diantaranya kurangnya sensitivitas seorang anak dalam mengidentifikasi bahwa dirinya sendang mengalami ganguan psikologis, selain itu gangguan ini merupakan sesuatu yang tak terlihat secara mata. Oleh karena itu, ibaratkan orang sakit burnout akademik yang dialami anak juga memiliki tanda-tanda yang perlu diperhatikan, yaitu:

  • Merasa Lelah yang Terus Menerus

Perasaan lelah merupakan sesuatu yang normal untuk dialami, sebab ada kalanya mungkin tenaga siswa terbatas. Namun, jika terus menerus, ini merupakan sesuatu yang patut  diwaspadai. Kelelahan akan membuat seseorang merasa kekurangan energi untuk menghadapi tugas atau orang lain. Kelelahan juga dapat terjadi secara emosional. Kelelahan emosional merupakan perasaan seluruh energi habis digunakan. Dalam hal ini, ketika seseorang mengalami kelelahan mereka akan mencoba mengurangi stres emosional terhadap orang lain dengan cara menyendiri.

  • Menurunnya Interaksi Sosial

Interaksi sosial atau dapat juga disebut bersosialisai merupakan sesuatu yang dibutuhkan bagi setiap orang dalam menjalani kehidupan. Mulai dari interaksi dengan lingkungansosial terkecil sewperti keluarga, hingga lingkungan besar seperti teman-teman, tetangga dan masyarakat. Oleh sebab itu, perlu diperhatikan jika siswa terlihat interaksi sosial menurun dan kurang bersosialisai. Misalnya, yang biasanya senang berbicara atau bercerita belakangan jadi pendiam dan banyak menyendiri atau merasa lebih aman untuk menjadi acuh tak acuh.

  • Emosi yang Tidak Stabil

Emosi sejatinya merupakan sesuatu yang normal untuk dirasakan, apapun bentuknya. Mulai dari emosi bahagia, sedih, sampai marah yang di rasakan siswa. Namun, Itu menjadi sesuatu yang tidak normal ketika emosi siswa mudah berubah-ubah. Misalnya, yang awalnya lagi merasa bahagia, tiba-tiba suasana hati menjadi tidak baik, lebih sensitif, mudah marah, suntuk dan perasaanya diliputi rasa jengkel bahkan sedih tanpa alasan yang tidak dipahaminya

  • Motivasi Belajar Menurun 

Dalam menjalani belajar mengajar, motivasi belajar siswa merupakan sesuatu yang fluktuatif, alias naik turun. Ada kalanya siswa bersemangat, namun ada kalanya juga semangat siswa menurun. Namun, perlu di waspadai jika tiba-tiba motivasi belajar siswa menurun drastis dalam melakukan proses belajar. Misalnya, yang biasanya memiliki jadwal belajar yang tetap untuk mengerjakan tugas pelajaran atau pekerjaan rumah, belakangan jadi sering malas-malasan dan kurang tertarik. Siswa dengan burnout akademik mencoba mengurangi beban yang dialaminya dengan menghindari hal yang berkaitan dengan tugas belajar, mengerjakan sesedikit mungkin, bahkan tidak mengerjakan tugas tertentu yang dianggap lebih berat dan memakan waktu lebih lama. Hasilnya adalah menurunnya kualitas serta kuantitas tugasnya.

  • Kehilangan Harapan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun