Mohon tunggu...
Fery. W
Fery. W Mohon Tunggu... Administrasi - Berharap memberi manfaat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penikmat Aksara, Musik dan Tontonan. Politik, Ekonomi dan Budaya Emailnya Ferywidiamoko24@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Andai 02 Menang

24 Mei 2019   13:13 Diperbarui: 24 Mei 2019   13:20 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana Jakarta mulai berangsur tenang, tapi suhu politik nasional belum bisa disebut adem. Hangat mungkin yah. karena panas pun sudah tidak terlalu. Apakah sekarang sudah melewati titik kulminasi, dimana titik puncak panasnya suhu politik adalah tanggal 21- 22 Mei 2019 kemarin, Atau akan ada puncak-puncak suhu politik yang lain? Semoga saja hal itu tidak terjadi lagi, sudah tiba saatnya kita kembali merajut benang asa persatuan.

Waktu rekonsiliasi telah tiba. Suasana yang kisruh seperti kemarin itu membuat saya berpikir dan berandai-andai, " Jika Pasangan 02, Prabowo-Sandi yang Unggul, akankah pendukung 01 akan melakukan hal seperti ini" Jawabannya mungkin "TIDAK AKAN PERNAH" kenapa demikian? 

Mari kita mulai berandai-andai, mundurkan waktunya pada saat pemungutan suara tanggal 17 April 2019. Sesaat setelah proses pemungutan suara ditutup, sesuai dengan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK), Lembaga Survey yang melakukan perhitungan cepat boleh menyiarkan hasil dari proses Quick Count (QC) tepat pukul 15.00.

Begitu masuk jam 15.00 WIB masuk lah perhitungan suara secara bertahap di setiap Lembaga Survey dalam metode QC. Jam 16.00 WIB sudah masuk sekitar 50 persen suara dan angkanya mulai stabil di angka 01 Jokowi- Maaruf 43,5 persen dan Pasangan 02 56,5 persen. Dengan posisi seperti ini saya yakin Jokowi akan mulai menyiapkan pidato untuk mengakui bahwa pasangan 01 kalah, tidak akan balik mengklaim, pasangannya lah yang menang. 

Selepas Isya setelah proses perhitungan di atas 80 persen, dan angkanya benar-benar stabil di angka 54,8 persen buat pasangan 02, dan 46,2 persen buat pasangan 01. Jokowi akan melakukan  konperensi pers  dengan statement kira-kira seperti ini " kami pasangan 01 Jokowi- Maaruf memberikan selamat kepada pasangan 02 Prabowo-Sandi  yang telah unggul dalam perhitungan hasil pemungutan suara versi Quick Count, tetapi kita akan tunggu hasil resminya tanggal 22 Mei setelah KPU menetapkan hasil pemilu 2019".

Pasangan 02 mungkin akan merayakannya dengan jumawa, medsos akan dipenuhi dengan hinaan kepada para pendukung 01 atau hal-hal semacam itulah, atas dasar apa saya bilang begitu, kemarin ada statement yang sangat sombong dari juru bicara BPN  02, Dahnil Anhar S.begini katanya  "Nanti Mas Priyo mungkin kalau Pak Jokowi mau ketemu, nanti diwakili Mas Andre atau Mas Priyo atau Mas Aris," katanya.  luar biasa kan? kalah aja seperti itu apalagi menang.

Apakah pendukung 01 akan ngamuk, atau misuh-misuh di media sosial, saya kira lebih banyak yang mengeluh dan bersedih tetapi tidak akan melakukan hal-hal yang negatif apalagi membuat kerusuhan. Tim Kemenangan Nasional (TKN 01) mungkin akan terus mengawal proses penghitungan suara dan bila dimungkinkan, dan melihat ada kecurangan mereka akan sibuk menyiapkan aduan ke bawaslu sambil menyiapkan gugatan Ke MK. Sementara Presiden Jokowi akan tetap bekerja seperti biasa, tanpa perlu klaim kemenangan sambil sujud syukur tapi teriak-teriak dicurangi.

Pada saat KPU menetapkan hasil pemilu 2019 dan mengumumkannya ke masyarakat Indonesia bahwa hasil Pilpres pasangan 02 Prabowo-Sandi  unggul dengan peroleh 55,4 persen, Sementara  pasangan 01 Jokowi- Maaruf meraih 44,6 persen. Mungkin Berselang lima menit dari pengumuman KPU tersebut Pasangan 01 akan memberi selamat ke pada 02 atas kemenangannya di pilpres 2019. tanpa harus ada ribut-ribut yang merugikan banyak pihak, tidak perlu ada korban jiwa.

Namun sayang Pasangan 02 tidak menang, jadi cerita damai, aman dan tenteram tidak menjadi kenyataan. akh memang susah menerima kenyataan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun