Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Remy Sylado, Seniman dan Sastrawan Serba Bisa Meninggal Dunia

12 Desember 2022   17:35 Diperbarui: 12 Desember 2022   18:31 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seniman dan sastrawan serba bisa Remy Sylado hari ini, Senin (12/12/22) meninggal dunia. Kabar Remy Silado meninggal dunia disampaikan Fadli Zon lewat unggahan di laman media sosial Twitter miliknya.

Dalam cuitannya, ia mengucapkan duka sambil mengunggah fotonya saat menjenguk pria bernama asli Yusbal Anak Perang Imanuel Panda Abdiel Tambayong tersebut.

"Selamat jalan Bang Remy Sylado. Baru beberapa hari lalu ngobrol ttg Elvis Presley n manajernya Kolonel Tom Parker. RIP." cuit Fadli, seperti yang saya kutip dari akun Twitter @fadlizon.

Remy berpulang pada usia 77 tahun, ia sempat terkena stroke 3 kali dan terakhir masuk Rumah Sakit Tarakan pada awal tahun 2022 karena operasi hernia yang dideritanya.

Remy Sylado dikenal dengan look-nya yang sangat khas, perawakan tinggi besar, kerap berpakaian serba putih dengan topi fedora yang selalu dikenakan dalam setiap penampilannya. He has a style, sangat flamboyan.

Mengenai karyanya di dunia seni dan sastra, ia adalah manusia serba bisa, ia seorang jurnalis, dosen  penulis naskah drama, sutradara, aktor teater/film, penyair, novelis, dan pelukis, semuanya mampu ia lakukan dengan sangat baik, karya-karyanya di kenal luas masyarakat Indonesia.

Beberapa novel Remy Sylado yang saya sukai adalah novel berjudul Kerudung Merah Kirmizi, Hotel Prodeo, Ca Bau Kan, Kembang Jepun, dan Menunggu Matahari Melbourne.

Novel-novelnya sarat dengan pesan sosial, dengan diksi yang renyah enak dibaca dan mudah dipahami meskipun terkadang bahasanya sangat menohok.

Remy Sylado juga dikenal sebagai penggagas gerakan Puisi Mbeling, ia bermaksud mendobrak pandangan estetika yang menyatakan bahwa bahasa puisi harus diatur-atur dan dipilih-pilih sesuai stilistika yang baku.

Pandangan ini menurutnya, hanya akan menyebabkan kaum muda takut berkreasi secara bebas. Gerakan Puisi Mbeling sendiri digerakan Remy mulai tahun 1972, yang dinisiasi lewat pertunjukan Teater Mbeling.Kumpulan puisi mbeling yang ia tulisbaru dibukukan dan diterbitkan pada tahun 2005. 

Keberadaan nama " Remy Sylado" yang sangat populer itu, lahir saat ia membentuk grup band yang ia namai Remy Sylado Company semasa  SMA di Semarang, sejak saat itu nama Remy Sylado disandangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun