politik di Indonesia lewat media sosial sungguh sangat toxic.
Menyimak perdebatan sesuatu hal yang erat kaitannya dengan situasiBagaimana tak toxic, para pihak yang berseberangan dengan Pemerintahan Jokowi kerap menyerang hal kecil yang sebenarnya sama sekali tak berhubungan dengan sebuah kebijakan tertentu yang pada akhirnya berpengaruh besar terhadap hajat hidup  masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
Mereka lebih banyak "Julid" alias judes lidah ala ghibah dibandingkan melontarkan kritik-kritik yang substansial terhadap sebuah kebijakan.
Salah satu satu contoh termutakhir adalah saat Presiden Jokowi melakukan rangkaian kunjungan kerja ke Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab pertengahan pekan lalu.
Selama di Amerika Serikat, Presiden Jokowi menghadiri serangkaian kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Khusus  ASEAN-AS di Washington DC, melakukan pertemuan dengan para pengusaha papan atas Negara Paman Sam termasuk melakukan pertemuan dengan salah satu orang terkaya dunia Elon Musk di kantor Space X miliknya di Boca Chica.
Sejak mendarat di Pangkalan Militer Andrews Washington, mulut Judes Netizen "oposisi" langsung menghujam.
Mereka menyoal " lah kok Jokowi tak disambut oleh pejabat tinggi Tuan Rumah AS saat tiba di negaranya"
Apalagi kemudian mereka mengimbuhi narasinya tersebut dengan berita dan gambar Hoaks yang menampakan bahwa Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Long di sambut langsung oleh Presiden AS Joe Biden.
Narasi yang mereka bangun hanya ingin menunjukan bahwa Presiden Jokowi itu tak dihargai di level internasional.Intinya sebisa mungkin oposan julid itu ingin mendiskreditkan Jokowi sebagai Presiden Indonesia saat ini.
Padahal, seperti dilansir oleh pihak Kementerian Luar Negeri Indonesia, teknis protokoler dalam kunjungan kerja yang berkaitan dengan kehadiran Jokowi untuk hadir dalam konferensi sangat berbeda dengan kunjungan kenegaraan yang bersifat bilateral yang teknis protokoler kedatangan bakal disambut oleh pejabat sekelas menteri atau bahkan pejabat lebih tinggi lagi.
Kemudian saat rangkaian kegiatan KTT Khusus ASEAN-US berlangsung alih-alh mengomentari substansi dari pertemuan penting tersebut, para"netizen oposan" ini lebih suka mengomentari gestur Jokowi saat bersama Biden, kemampuannya dalam berbahasa Inggris, dan berbagai hal printilan lainnya.