Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

"Sajadah Panjang" Lagu Religi Klasik Penguras Emosi Nan Penuh Makna

22 April 2021   07:33 Diperbarui: 22 April 2021   07:39 7811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada sajadah panjang terbentangDari kaki buaianSampai ke tepi kuburan hamba
Kuburan hamba bila mati
Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan sujud

Itu petikan awal dari lagu  "Sajadah Panjang" yang syairnya di tulis dengan sangat indah oleh Taufik Ismail dan dinyanyikan pertama kali oleh grup vokal asal Bandung, Bimbo.

Lagu ini sempat dinyanyikan pula oleh vokalis grup band Noah, Nazril Irham atau lebih dikenal dengan nama Ariel Noah.

Jika kita perhatikan dengan seksama lagu Sajadah Panjang yang konon katanya berasal dari kumpulan puisi-puisi milik Taufik Ismail, benar-benar menguras emosi dan menyadarkan kita akan kehidupan sesungguhnya setelah kehidupan dunia yang fana.

Bagi saya lagu religi ini sungguh sangat membekas di hati, begitu mendengar intronya saja, suasana religus kental terasa.

Bait-bait lagu ini acapkali mampu melembutkan hati sekaligus menajamkan isi kepala, karena dibalik untaian nada dan syairnya terkandung makna-makna filosofis yang kontekstual dengan kehidupan kekinian.

Coba hayati kalimat akhir dari bait pertama syair lagu ini, sungguh sangat menyentuh. Rangkaian kata hamba bergandengan dengan kata mati

Mengingatkan pada kita semua bahwa hamba Tuhan yang berserakan di muka bumi suatu saat hidupnya akan diakhiri kematian, dan itu sebuah keniscayaan.

Semua yang berasal dari buaian tak akan pernah memiliki imortalitas, abadi itu cuma mimpi di film-film fiksi dan kelak kita akan kembali ke tanah yang selama ini kita injak.

Namun, pertanyaannya jika mati itu tiba apa yang bisa saya  bawa?

Sudahkah kehambaan saya dihadapan Tuhan yang Maha Abadi mampu mengingatkan hambanya akan kematian yang sudah niscaya tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun