Ada sajadah panjang terbentangDari kaki buaianSampai ke tepi kuburan hamba
Kuburan hamba bila mati
Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan sujud
Itu petikan awal dari lagu  "Sajadah Panjang" yang syairnya di tulis dengan sangat indah oleh Taufik Ismail dan dinyanyikan pertama kali oleh grup vokal asal Bandung, Bimbo.
Lagu ini sempat dinyanyikan pula oleh vokalis grup band Noah, Nazril Irham atau lebih dikenal dengan nama Ariel Noah.
Jika kita perhatikan dengan seksama lagu Sajadah Panjang yang konon katanya berasal dari kumpulan puisi-puisi milik Taufik Ismail, benar-benar menguras emosi dan menyadarkan kita akan kehidupan sesungguhnya setelah kehidupan dunia yang fana.
Bagi saya lagu religi ini sungguh sangat membekas di hati, begitu mendengar intronya saja, suasana religus kental terasa.
Bait-bait lagu ini acapkali mampu melembutkan hati sekaligus menajamkan isi kepala, karena dibalik untaian nada dan syairnya terkandung makna-makna filosofis yang kontekstual dengan kehidupan kekinian.
Coba hayati kalimat akhir dari bait pertama syair lagu ini, sungguh sangat menyentuh. Rangkaian kata hamba bergandengan dengan kata mati
Mengingatkan pada kita semua bahwa hamba Tuhan yang berserakan di muka bumi suatu saat hidupnya akan diakhiri kematian, dan itu sebuah keniscayaan.
Semua yang berasal dari buaian tak akan pernah memiliki imortalitas, abadi itu cuma mimpi di film-film fiksi dan kelak kita akan kembali ke tanah yang selama ini kita injak.
Namun, pertanyaannya jika mati itu tiba apa yang bisa saya  bawa?
Sudahkah kehambaan saya dihadapan Tuhan yang Maha Abadi mampu mengingatkan hambanya akan kematian yang sudah niscaya tersebut.