Bulan Ramadan telah memasuki hari ke-6, hati, fisik, dan mental kita mungkin sudah mulai beradaptasi dengan atmosfer bulan penuh hikmah dan berkah ini.
Namun kadang ada yang terlupa dalam mengatur pengeluaran, lantaran katanya pengeluaran keuangan di bulan yang seharusnya penuh kesederhanaan itu, justru membengkak bahkan ada yang hingga 2 kali lipat.
Apalagi menjelang saat Hari Raya Idul Fitri tiba, kebutuhan bakal melonjak. Untungnya di bulan Ramadan khususnya di Indonesia para pemberi kerja memberikan tunjangan khusus bagi para karyawan akan diberikan kepada mereka.
Hal ini membuat daya beli mereka meningkat alhasil kondisi ini akan berdampak pula pada perputaran uang di masyarakat Indonesia.
Karena perputaran uang meningkat, permintaan terhadap barang-barang kebutuhan utamanya pada barang konsumsi di sektor makanan, busana, hingga kebutuhan tersier juga melonjak.
Di satu sisi hal ini akan membawa hal positif, produksi akan meningkat untuk memenuhi permintaan konsumen.
Di sisi lain secara makro ekonomi nasional hal ini bisa berimplikasi negatif, yang ditandai dengan melambungnya inflasi sehingga harga barang-barang di pasar akan meningkat.
Artinya hal ini akan berimplikasi pada pengeluaran konsumen lantaran uang yang harus dikeluarkan oleh mereka terhadap barang tersebut menjadi meningkat pula bahkan hingga 2 kali lipat.
Jadi semuanya kaya lingkaran saling berkaitan satu sama lain. Agar kita mampu memenuhi kebutuhan hidupnya yang melonjak di bulan Ramadan, kita harus pandai-pandai mengelola keuangan rumah tangga masing-masing.
Rencanakan keuangan untuk bulan Ramadan sebelum memasuki memulai bulan penuh berkah ini.Â
Pertama, buat daftar yang jelas untuk menentukan prioritas dalam mengalokasikan pengeluaran di bulan Ramadan.