Masyarakat diharapkan bisa memahami kebijakan pemerintah melarang mudik itu karena sayang terhadap rakyatnya.
Pemerintah ingin rakyatnya sehat dan tak saling menulari Covid-19. Meskipun mungkin bagi sebagian orang larangan ini adalah seperti sebuah "siksaan".
Apalagi kita pada dasarnya  merasakan kelelahan luar biasa dalam menghadapi pandemi dengan segala pembatasannya yang sudah berlangsung lebih dari 14 bulan ini.
Pemerintah sendiri sebenarnya ingin mudik terjadi, karena baik bagi pertumbuhan ekonomi nasional yang nantinya bisa di klaim sebagai prestasi pemerintah.
Dengan mudik guliran ekonomi akan bertambah cepat, ekonomi daerah menggeliat, redistribusi ekonomi terjadi, tetapi apa daya pandemi mengatakan lain.
Namun demikian tak perlu pula berkecil hati, meskipun tahun ini secara fisik kita tak bisa mudik, secara esensi kan kita bisa mudik meskipun lewat teknologi.
Jangan lupa redistribusi aset juga masih bisa terjadi kita bisa berkirim dana juga kepada sanak keluarga dan handai taulan di kampung melalui transfer bank atau platform fintech seperti Gopay atau Ovo.
Uangnya?Â
Kan Pemerintah secara resmi telah mewajibkan kepada setiap perusahaan untuk membayar Tunjangan Hari Raya alias THR tahun 2021 ini secara penuh dan tunai, tanpa dicicil.
"Pemerintah mewajibkan teman-teman dari perusahaan, dunia swasta membayarkan secara penuh THR untuk karyawannya di Ramadhan tahun ini," ujar Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso, seperti dilansir Kompas.Com. Kamis (08/04/21).
Pemerintah beralasan mereka telah memberi berbagai stimulus bagi dunia usaha, dan sekarang "time to payback".