Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyoal Paparan Virus Radikalisme Pada Kaum Milenial

2 April 2021   10:45 Diperbarui: 2 April 2021   11:06 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebanyakan yang diincar adalah mereka dari generasi milenial awal yang dianggap masih bersih dari pengaruh Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhamaddiyah, 2 ormas Islam paling berpengaruh di Indonesia.

Dengan asumsi mereka secara spritual masih kering, dan dalam beragama pun mereka masih kosong. Mereka akan diajak berdiskusi awalnya mengenai ketidakadilan terhadap Islam dengan fakta semu berbau cocokologi.

Kemudian mereka akan membahas jihad dan makna mati syahid yang bisa membawa mereka ke surga. Para influenser terorisme itu kemudian menawarkan jalan pintas menuju surga, dengan cara amaliyah.

Jadi mereka di cuci otaknya agar kondisi sosial yang ada seluruhnya berlawanan dengan ajaran Islam sehingga mereka harus melawan hal itu.

Untuk mengatasi agitasi-agitasi tersebut di dunia maya seharusnya pemerintah mengintensifkan pengawasan di ruang maya tersebut.

Saat ini hal itu sangat kurang dilakukan, karena menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Komjen Pol Boy Rafli Amar pemerintah kekurangan tenaga untuk melakukan pengawasan di dunia maya.

"Saat ini [pengawasan] belum efektif. Masih overload pekerjaan pemerintah. Perlu lebih banyak orang lagi untuk melakukan pengawasan," ujarnya.

Buktinya pagi ini saja saat tulisan ini dibuat Jumat (02/04/21) tagar #banggamenjadipejuangkhilafah menjadi trending topik di media sosial Twitter dan itu dibiarkan saja oleh Tim Siber Polri dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Padahal kita tahu aksi-aksi mereka cenderung intoleran yang merupakan cikal bakal berkembangnya doktrin radikalisme yang akan berujung pada terorisme.

Dengan kondisi ini mau tidak mau pihak orang tua turut andil juga mencegah hal itu dengan cara mengawasi anaknya ketika berselancar di dunia maya.

Namun masalahnya, orang tua pun tak bisa juga mengawasi anaknya selama 24 jam sehari, mereka dengan smartphone-nya bisa berada dimana saja di ruang maya yang luasnya tak terbatas itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun