Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Harun Yahya, PKS, dan Pseudoscience

14 Januari 2021   11:06 Diperbarui: 14 Januari 2021   19:28 1467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Glorifikasi, hingga mendekati taqlid seperti Ini malah menjadi bahan pertanyaan buat saya, apakah lantaran umat Islam itu benar-benar sudah kehilangan inspirasi sosok-sosok ilmuwan muslim kontemporer bagi dunia sains dan Islam?

Atau karena sebagai muslim kita merasa inferior dengan sains yang memang harus diakui kini tengah dianeksasi oleh peradaban barat?

Sehingga pemikiran "seolah-olah sains" milik Harun Yahya itu diglofikasi sampai sebegitunya

Padahal sejatinya penerimaan pemikiran Harun Yahya di kalangan umat Islam itu secara tegas memang terbelah. Sebagian kalangan menyebutkan bahwa pemikiran dan teori Harun Yahya yang ia tuangkan ke dalam sejumlah seri buku yang diklaim sebagai sainstifik itu tak lebih dari "seolah-olah sains" atau Pseudoscience.

Kita harus akui sampai titik tertentu pemikiran Harun Yahya itu sangat menarik untuk disimak lantaran melawan kemapanan teori-teori peradaban barat apalagi cara ia menyajikannya mudah dipahami dengan ilustrasi gambar yang sedap dipandang mata.

Namun jika dicermati secara lebih dalam upaya islamisasi pengetahuan ala Adnan Oktar ini justru seperti menjadi anti-sains yang asal beda saja dengan kemapanan teori yang ada.

Karena ia mengawinkan antara Sains dan agama sebenarnya yang disasar oleh Harun ini bukan sisi penalaran ilmiah atau nalar kritis tapi nalar emosional.

Kita tahu Selama ini Harun Yahya mendaku ilmuwan. Dengan segala pemikiran dan analisisnya yang uthak-athik-gathuk, ia menolak teori evolusi Charles Darwin yang telah menjadi konsensus ilmuwan sejagat dan menjadi dasar bagi penemuan di bidang kedokteran dan sains pada umumnya yang tak terhitung jumlahnya. 

Bagi Yahya, teori evolusi Darwin setara dengan sampah serta tak lebih dari penyebab maraknya pembantaian massal, terorisme, dan segala kenestapaan di dunia

Makanya secara emosional apalagi kemudian dikaitkan dengan dogma agama, orang menjadi senang merasa "terselamatkan" dari pandangan manusia adalah keturunan monyet sekaligus menghindari keharusan untuk menaati teori konspirasi milik Yahudi yang selalu dihadap-hadapkan dengan Islam.

Dalam pandangan saya setelah melakukan penelitian sederhana melalui berbagai pustaka yang bertebaran di dunia maya, pemikiran Harun itu seolah mensimplifikasi seluruh teori yang telah mapan itu dengan sebutan "segalanya konspirasi".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun