Virus SARS NCov-2 penyebab Covid-19 kini tak hanya menginfeksi 1 juta lebih manusia, namun menginfeksi seluruh aspek kehidupan manusia secara keseluruhan.
Dari aspek, sosial, ekonomi, budaya, olahraga hingga seni habis dihantam dengan sangat keras oleh virus corona jenis baru ini.
Selain kesehatan, ekonomi yang paling parah terkena dampak pandemi Covid-19. Tak hanya satu negara yang terdampak, seluruh dunia habis disikat oleh virus ini.
Resesi ekonomi global kini sudah nyata adanya dan sedang terjadi. International Monetary Fund (IMF) melalui Direktur Pelaksana nya Kristalina Georgieva menyatakan bahwa pandemi Covid-19 menciptakan resesi ekonomi global yang sangat parah, bahkan jauh lebih parah di banding krisis ekonomi tahun 2008.
"Tidak pernah dalam sejarah kita menyaksikan ekonomi dunia, terhenti seperti ini" ujar Georgieva saat konferensi Pers di Kantor Pusat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Jenewa Swiss, Jumat (03/04/20) seperti yang dilansir oleh CNBCIndonesia.
Menurut Georgiva, karena pandemi Covid-19, saat ini merupakan masa paling gelap bagi manusia, untuk itulah kita harus secara bersama-sama berdiri untuk membantu setiap warga negara yang paling rentan terkena dampak ekonominya.
Untuk itulah IMF, Bank Dunia dan berbagai Lembaga Keuangan Dunia lain kini terus bekerjasama untuk mengurangi dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19.
"Perhatian utama kami dalam krisis ini adalah untuk meningkatkan pembiayaan dengan cepat untuk berbagai negara, terutama pasar negara berkembang, negara-negara berkembang yang dihadapkan dengan kebutuhan yang sangat signifikan dan terus meningkat," kata Georgieva
Untuk kebutuhan dana bantuan bagi negara-negara yang membutuhkan IMF menyediakan dana pinjaman senilai US 1 miliar dollar yang bisa segera dicairkan.
Saat ini banyak negara yang sudah mulai meminta pinjaman dan akan segera dipergunakan untuk membeli alat-alat kesehatan, membiayai Dokter dan Perawat dan petugas kesehatan lainnya.
Dana sebesar itu di fokuskan IMF bagi negara-negara berkembang , karena merekalah yang paling terpukul ekonominya akibat pandemi Covid-19.
