Imbauan pemerintah untuk terus menjaga jarak sosial guna menekan  penyebaran Virus Corona di Indonesia, rupanya dianggap sepi oleh sebagian pihak.
Padahal Presiden Jokowi berkali-kali menyatakan pentingnya social distancing, Jaga jarak sosial! Agar penyebaran COVID 19 tak bergerak cepat. Belajar dari rumah, bekerja dari rumah dan beribadah lah di rumah, begitu katanya.
Namun fakta di lapangan tak memperlihatkan demikian, lalu lintas dijalanan masih tetap macet. Masyarakat seolah tak peduli dengan bahaya yang kini sedang mengintai jika jarak antara manusia berdekatan.
Bahkan ada kabar mengejutkan dari Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan, Event besar yang mendatangkan begitu banyak massa tetap dilakukan saat COVID 19 makin merebak.
8.000 orang diperkirakan berkumpul di Kabupaten Gowa dari berbagai negara di kawasan Asia dalam rangka Ijtima Dunia Zona Asia 2020 yang sebenarnya akan dilaksanakan mulai Kamis tanggal 19 Maret hingga 22 Maret 2020.
Bayangkan 8.000 orang berkumpul dalam satu kawasan, bagaimana bisa melakukan social distancing. Terlepas dari acara keagamaan atau apalah, itu jelas akan membuat potensi penyebaran masif COVID 19 sangat besar.
Walaupun tadi malam sudah dibatalkan, namun mereka sudah berdatangan ke Lokasi, karena panitia pada awalnya tak mau membatalkan acara tersebut.
Namun setelah melalui negoisiasi panjang dengan aparat daerah dan kepolisian setempat mereka akhirnya membatalkan acara tersebut, namun peserta dari berbagai negara Asia dengan jumlah 8.000 orang sudah ada di lokasi penyelenggaraan.
Dari 8.000 orang itu 487 diantaranya berasal dari berbagai negara Asia, seperti Thailand, Malaysia, Filipina, dan beberapa negara lain di Asia.
Penyebaran Virus ini tak mengenal agama,ras, status sosial, atau apapun, sepanjang itu manusia dan masih bernafas COVID 19 bisa menyebar melalui droplets yang keluar dari manusia satu ke manusia lainnya.
Harus diingat pemerintah melarang berkumpul dalam jarak yang berdekatan bukan karena agamanya dan ibadahnya , tapi karena COVID 19.