Mohon tunggu...
ferry29gunawan
ferry29gunawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bimbingan dan Konseling UPI

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengenalan Kamera sebagai Pintu Gerbang Menyambut Literasi Digital

27 September 2021   17:40 Diperbarui: 27 September 2021   17:54 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika dulu literasi hanya terbatas dengan kegiatan baca dan tulis, dewasa ini seiring dengan berkembang dan majunya zaman, literasi menjadi lebih luas dalam pemaknaannya dan menunjukkan pengertian baru dalam upaya memaknai literasi dan pembelajarannya. Hakikat berliterasi secara kritis dalam masyarakat demokratis diringkas dalam lima verba: memahami, meliputi, menggunakan, menganalisis, dan mentransformasi teks. Seluruh kemampuan tersebut merujuk pada kompetensi atau kemampuan yang tak hanya sekedar kemampuan membaca dan menulis.

Literasi sendiri terdiri dari berbagai jenis, salah satunya adalah literasi digital. Dilansir dari laman resmi Kemendikbud, literasi digital diartikan sebagai  pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari hari.

Dalam rangka membantu meningkatkan kemampuan literasi digital di masyarakat, penulis merancang dan melaksanakan satu program kerja yang berkaitan dengan tema tersebut pada saat pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) gelombang II Universitas Pendidikan Indonesia di desa Sukamanah. Adapun program kerja yang dilaksanakan adalah mengenalkan kamera pada anak sebagai pintu gerbang menyambut literasi digital.

Kegiatan ini dipilih oleh penulis bukan tanpa alasan. Alasan penulis memilih kegiatan ini supaya anak-anak bisa mendalami literasi digital melalui penggunaan alat komunikasi serta dapat memanfaatkannya dengan bijak. Selain itu rendahnya kemungkinan resiko yang didapat menjadi alasan penulis memilih kamera sebagai bentuk pengenalan literasi digital. Jika dibandingkan jenis gadget lain, kamera memiliki resiko yang lebih rendah, terlebih jika dibandingkan dengan smarthphone yang dapat menyebabkan ketergantungan serta gangguan perilaku sosial. Selain memiliki resiko yang lebih rendah dengan jenis gadget lainnya, kamera dapat meningkatkan percaya diri. Diana Nazareth, lifestyle photographer dari Toronto, Canada, seorang pendiri sekaligus pemberi materi di kelas fotografi untuk anak-anak menyatakan bahwa dengan belajar fotografi, anak-anak akan mampu menyampaikan suara dan pandangan mereka terhadap suatu hal dengan cara yang berbeda. Foto dapat mewakili apa yang ingin mereka sampaikan dan hal tersebut tentu dapat meningkatkan kepercayaan diri anak-anak.

Melalui kegiatan ini, anak-anak juga bisa makin kreatif. Hal ini dikarenakan mereka belajar mengenal dan menggunakan dengan angle dan menata objek sendiri untuk difoto. Anak-anak jadi punya kesempatan untuk mengomunikasikan gagasan, pikiran, dan perasaan mereka.

Kegiatan ini diikuti dengan aktif oleh anak-anak di desa Sukmanah. Pertama-tama mereka dikenalkan berbagai fitur yang ada pada kamera, mulai dari tombol, layar, fiew finder dan lain sebagainya. Setelah dikenalkan berbagai fitur, anak-anak kemudian diajarkan bagaimana mengoperasikan kamera. Kemudian anak-anak saling bergantian menjadi fotografer dan juga model. Kegiatanpun dipenuhi dengan canda tawa dan rasa riang gembira.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun