Mohon tunggu...
Ferry Silitonga
Ferry Silitonga Mohon Tunggu... karyawan swasta -

My life = psychology + movies + musics

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

“The Artist”, Drama Memikat dalam Balutan Hitam Putih

8 Februari 2012   10:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:54 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Artist Poster (wikipedia.com)

Ada yang bilang bahwa warna kulit yang paling dicari sekarang bukanlah kulit putih bersih dan cerah tetapi  kulit berwarna hitam manis, berwarna gelap karena terlihat lebih kencang, muda, dan sehat. [caption id="" align="alignright" width="300" caption="The Artist Poster (wikipedia.com)"][/caption] Sepertinya fenomena ini cukup disadari oleh sutradara asal Prancis, Michael Hazanavicius, yang mengembalikan kembali masa emas film "diam" dalam balutan gambar hitam putih di zaman serba modern pada abad ke-21 ini. Ya, film hitam putih tetapi tetap manis, itulah gambaran yang paling tepat untuk film ini,  "The Artist". Film ini bermula dari tahun 1927 yang bercerita tetang seorang  artis yang bernama George Valentin (Jean Dujardin) yang sedang berada dipuncak karirnya sebagai aktor Hollywood dalam film yang masih dalam genre silent cinema (lebih jelas lihat di Wikipedia silent cinema) dan tentu saja masih hitam putih. Setelah sukses dalam premier sebuah film, George melakukan jumpa pers . pada waktu itu salah seorang penggemar tanpa sengaja menabrak George yang sedang asik difoto oleh wartawan dengan bokongnya ketika mengambil bukunya yang jatuh. Ini menjadi awal perjumpaan tidak sengaja mereka. Bermodal kemampuan menari, penggemar tersebut yang bernama Peppy Miller (Bérénice Bejo) mengejar cita-citanya untuk menjadi artis dengan mengikuti casting. Dia beruntung dan kebetulan mendapat peran untuk bermain bersama George Valentin, idolanya. Singkat cerita, pada tahun 1929 menjadi akhir silent cinema dan diganti dengan talkies, dimana di dalam film ini kita telah bisa mendengar langsung aktor-aktornya berbicara tidak dengan komat kamit dan ekspresi wajah ala silent cinema. George Valentin menolak tawaran untuk membintangi film talkies dengan mempertahan egonya sebagai artis film silent dan akhirnya keluar dari menajemennnya dan berusaha membuat film silent dengan dana sendiri. Tetapi pamornya semakin meredup seiringan dengan naik daunnya film talkies yang dibintangi oleh Peppy Miller. Pada akhirnya George Valentin bangkrut dan diceraikan oleh istrinya. Lingkaran nasib berputar. George menjadi pengangguran sedang Peppy menjadi superstar baru dan film-film talkies-nya laris manis. George berusaha bertahan hidup dengan melelang semua barang kebanggaan miliknya ketika menjadi artis. Semua barang tersebut laku terjual. Tetapi George tidak tahu bahwa Peppy menyuruh supirnya untuk membeli semua barang tersebut karena kasihan dengan kondisi bintang diolanya tersebut. [caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Jean Dujardin dalam akting frustasi dan kacau (mtv.com)"]

Jean Dujardin (mtv.com)
Jean Dujardin (mtv.com)
[/caption] George frustasi dan membakar semua koleksi filmnya yang menyebabkan rumahnya kebakaran. Karena tidak ada tempat tinggal lagi, Peppy menawarkan untuk tinggal di rumahnya. Di rumah inilah George menemukan bahwa bahwa semua barangnya yang telah dilelang disimpan di dalam gudang. Merasa harga dirinya telah direndahkan dan dipermainkan, dia pulang ke rumahnya dan berusaha bunuh diri. Tapi di waktu yang tepat Peppy datang dan mencegah kejadian itu. Ceritanya berakhir bahagia, dimana George kembali tenar bersama kekasihnya Peppy dengan membintangi film baru dengan duet dance yang menjadi popular pada waktu itu. Berbicara soal film ini, sebenarnya alur ceritanya cukup sederhana, jadi walaupun sama sekali tidak ada suara aktornya berbicara (hanya lagu-lagu orchestra sebagai scoring) jalan ceritanya bisa kita dalami dengan mudah. Hal ini didukung oleh akting aktornya yang memang sangat bagus. Karena tidak gampang menyampaikan pesan cerita film ini hanya dengan komat kamit , ekspresi wajah serta ekspresi tubuh. Tak heran, 2 aktor yang menjadi sentra di film ini mendapat nominasi penghargaan bergengsi, seperti Oscar, Golden Globes, BAFTA, dan SAG Awards. Jean Dujardin menang di Golden Globes dan akan bertarung ketat dengan George Clooney di ajang Oscar. Untuk akting Jean Dujardin, harus diakui sangat bagus. Hal lain yang membuat film ini bisa sangat memikat adalah arahan sutradara Michael Hazanavicius yang sangat bagus. Walaupun hanya berbalut gambar hitam putih dan silent, film ini dijamin tidak membosankan. Perpaduan antara akting aktornya, timing jalan cerita yang pas, dan scoring musik yang sempurna membuat film hitam putih ini tidak kalah bahkan lebih bagus dengan film yang menggunakan teknologi canggih saat ini. Tak heran, mahkota film terbaikOscar paling santer diprediksi akan jatuh ke tangan film ini. Sebagai pengamat film pribadi, aku beri bintang 9 dari 10 untuk film ini dan yakin  "The Artist" akan menjadi film terbaik tahun ini di ajang Oscar. Kita tunggu saja...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun