Jika mendengar kata sentra mungkin di benak kita akan terbersit tentang pusat sebuah komoditas. Namun yang di maksud di sini adalah model pembelajran sentra yang diterapkan di Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD).
Kunjungan yang dilakukan oleh Novida Aprilina Nisa Fitri, M.Pd selaku pembimbing ke lokasi PPL Mahasiswa STITNU AL HIKMAH pada kamis 30 Agustus 2018 di RA Attaqwa Kejayan Pasuruan, menguak fakta tentang pemahaman sentra yang kurang tepat, di mana papan penunjuk ruang tertulis dengan tulisan Sentra A, Sentra B dan lain sebgainya,.
Pembelajaran yang diterapkan masih tergolong kelasikal dengan guru mengajar di depan kelas membimbing anak-anak untuk mengikuti arahanj, hal ini berbanding terbalik dengan makna sentra yang darah, (kali lingkaran)Â dan sentra bermain. Lingkaran adalah saat di mana pendidik duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan kepada anak-anak yang dilakukan sebelum dan sesudah bermain.
Sedangkan Sentra bermain adalah zona atau arena bermain anak yang dilengkapi dengan seperangkat alat yang dapat digunakan sebagai pijakan yang diperlukan untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada. Sentra yang dilakukan setiap individu dengan jumlah kelompok di setiap PIAUD.
Ra Attaqwa adalah lembaga yang ada pada lokasi tersebut, karena ada lembaga MI, Madin dan SMK. lokasi yang begitu luas dan gedung yang memungkinkan banyak evective dan efesien jika di terapkan sentra, seperti himbauan Novida saat melakukan bimbingan kepada siswa PPL, "Bunda dengan tempat yang sangat banyak seperti ini, ini sangat mumpuni untuk menerapkan sentra, tinggal jalan saja, ibaratnya kita itu tinnggal ngeeh, melangkah saja "
