Mohon tunggu...
Olahraga Pilihan

Tak Mudah Putus Asa, Mimpi Rio Haryanto ke F1 Terwujud

25 Februari 2016   16:42 Diperbarui: 1 Maret 2016   14:46 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="courtesy of Kompas.com"][/caption]

Masuk ke Formula One atau yang biasa disebut dengan F1 tentu bukanlah hal yang mudah bagi para pembalap mobil. Termasuk pembalap muda dari Indonesia, Rio Haryanto. Dia berhasil menjadi orang Indonesia bahkan orang Asia pertama yang masuk ke jenjang F1. Balapan pertama akan dilakukan di Melbourne, Australia besok 20 Maret 2016. Bersama 22 pembalap lainnya, dia akan berkompetisi menggunakan mobil nomor 88 bersama Tim Manor. 

Perjuangannya untuk masuk ke F1 sangat sulit, modal sebanyak minimal Rp 200 Miliyar harus disiapkannya agar bisa bertanding dengan Louis Hamilton dkk di F1. Negara kita Indonesia melalui PT Pertamina hanya bisa memberikan batuan sebanyak Rp 77,8 Miliyar dan KONI ( Komite Olahraga Nasional Indonesia ) sebanyak Rp 100 Miliyar. Uang sebesar itu sebenarnya mungkin memang berat bagi pihak Indonesia untuk diberikan sebagai modal Rio ke F1, uang 100 Miliyar Rupiah sangat bisa dibuat untuk memperbaiki fasilitas olahraga nasional yang masih 'buruk' seperti stadion-stadion untuk sepakbola dan lintasan balapan di Sentul. Namun, akhirnya demi membanggakan nama Bangsa Indonesia, masalah dana ini selesai dan Rio dipastikan ikut ke F1 bersama tim Manor ( MRT-Mercedes).

Ternyata masalah Rio untuk masuk ke F1 tidak hanya dari segi dana, mental pun juga diserang semasa ikut dalam tahap GP. Pemuda kelahiran Kota Solo, Jawa Tengah ini menjadi juara saat GP Turki. Rio memang belum terkenal di rana balapan kala itu. Ketika dia jadi juara panitia GP Turki semacam 'melecehkannya'. Bendera Indonesia dan dan lagu kebangsaan Indonesia Raya tidak disiapkan. Maka terpaksa yang digunakan adalah Bendera Polandia yang dibalik dari putih merah jadi merah putih, lagu kebangsaan pun akhirnya Rio nyanyikan seorang diri. Tak ada yang menyangka bahwa pemuda asal Indonesia ini akan menjadi juara di GP Turki.

Sebelumnya, di GP3 Silverstone, Inggris mental pemuda berusia 23 tahun ini kembali diuji. Dia menjadi juara di GP ini, namun Panitia kembali 'melecehkannya'. Panitia mengira Rio menang dengan cara curang. Mesin mobilnya dibongkar. Mereka menduga bahwa komponen mesin mobil Rio yang digunakan tidak sesuai dengan aturan. Namun terbukti bahwa memang Rio menang karena skill yang bagus, bukan karena curang. 

Kita patut bangga dengan prestasi yang diraih oleh Rio Haryanto ini. Karakter Rio Haryanto sangat bisa dijadikan inspirasi bagi kita, misalnya:

  • Tak mudah putus asa

Dia sempat tak memiliki sponsor untuk balapan, namun dengan tekad yang kuat dan latihan yang rutin dia jadi juara sehingga banyak sponsor yang berdatangan. Masalah dana untuk masuk ke F1 juga sempat jadi batu ganjalan, namun akhirnya selesailah masalah dana ini. perjuangan keras akan menghasilkan buah yang manis. 

  • Disiplin

Latihan yang disiplin sejak berumur 6 tahun, dia selalu rajin dan disiplin dalam latihan agar kelak skillnya meningkat. Hasilnya, kejuaraan lokal dan hingga kini dia terjun ke F1.

  • Tidak melupakan pendidikan

Rio Haryanto tidak lupa untuk menjalankan kewajiban dalam bidang pendidikan. Dia telah menamatkan pendidikan sarjananya di Universitas Anglia Ruskin di Singapore tahun 2014 lalu.

  • Compassion

Rio memiliki sebuah pondok pesantren dan panti asuhan di Kota Solo. Walaupun sudah sukses, dia tetap mau berbagi dengan sesama.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun