Mohon tunggu...
Feriska ruri
Feriska ruri Mohon Tunggu... mahasiswa

Seorang mahasiswa di Program Studi Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Ganesha

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Rahasia Hidup Lebih Bahagia, Sudahkah Kita Menemukannya?

26 September 2025   18:41 Diperbarui: 26 September 2025   18:57 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Setiap orang pasti ingin bahagia. Namun, pertanyaan besarnya: apa sebenarnya arti bahagia? Bagi sebagian orang, bahagia berarti memiliki rumah megah, pekerjaan mapan, atau pencapaian gemilang. Tapi bagi yang lain, bahagia justru sesederhana bisa berkumpul bersama keluarga, menikmati waktu luang, atau sekadar sehat tanpa beban.

Psikologi modern menyebut bahwa kebahagiaan bukanlah tujuan akhir, melainkan proses yang bisa kita bangun sehari-hari. Menariknya, banyak orang justru melewatkan momen sederhana yang sebenarnya bisa menjadi sumber kebahagiaan. Maka, mari kita refleksikan bersama: apa saja rahasia kecil untuk hidup lebih bahagia?

  • Bahagia Itu Bisa Sederhana

Apakah kamu sering melewatkan momen kecil seperti ucapan terima kasih, senyuman hangat, atau secangkir kopi pagi? Sering kali, kita terlalu sibuk mengejar pencapaian besar sampai lupa bahwa kebahagiaan bisa hadir dari hal-hal sederhana. Bayangkan saja, betapa damainya saat bisa menikmati udara pagi atau sekadar berbincang santai dengan keluarga. Menurut psikologi positif, aktivitas kecil yang penuh makna justru punya kontribusi besar terhadap kebahagiaan. Jadi, semakin kita terbiasa menghargai hal-hal sederhana, semakin mudah kita menemukan rasa bahagia dalam keseharian.

  • Mengelola Pikiran Negatif

Pernahkah satu komentar buruk terasa lebih membekas daripada sepuluh pujian?
Fenomena ini disebut negativity bias, yaitu kecenderungan otak manusia untuk lebih mengingat hal negatif dibanding positif. Jika dibiarkan, kebiasaan ini bisa menggerus rasa bahagia dan membuat kita lebih mudah stres. Salah satu cara mengatasinya adalah dengan melatih reframing mengubah sudut pandang kita terhadap pengalaman buruk. Misalnya, kegagalan bisa dilihat bukan sebagai akhir, melainkan kesempatan belajar. Dengan pola pikir ini, kita bisa menata emosi lebih baik dan menjaga kebahagiaan tetap terjaga.

  • Hubungan Sosial yang Sehat

Siapa orang yang paling membuatmu merasa dihargai, dan kapan terakhir kali kamu meluangkan waktu untuknya? Kebahagiaan erat kaitannya dengan kualitas hubungan sosial. Studi Harvard yang berlangsung puluhan tahun menunjukkan bahwa orang yang memiliki hubungan dekat dan hangat dengan keluarga maupun teman cenderung hidup lebih sehat dan bahagia. Relasi sosial memberi rasa aman, dukungan, dan arti dalam hidup. Sayangnya, di era digital sekarang, banyak orang lebih sibuk dengan gawai ketimbang berinteraksi langsung. Padahal, sekadar berbagi cerita dengan sahabat atau menemani keluarga bisa menjadi sumber bahagia yang tak ternilai.

  • Memberi Lebih Banyak daripada Menerima

Apakah kamu merasa hati lebih penuh setelah membantu orang lain, meski bantuannya kecil? Ternyata, memberi bisa menjadi salah satu sumber kebahagiaan yang paling kuat. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang sering melakukan kebaikan sederhana seperti menolong, berbagi, atau sekadar mendengarkan lebih sering melaporkan perasaan bahagia. Memberi bukan hanya membuat orang lain merasa terbantu, tapi juga memberi makna pada diri sendiri. Jadi, kebahagiaan sejati sering kali tumbuh bukan saat kita menerima sesuatu, melainkan ketika kita mampu memberi dengan tulus.

  • Menemukan Tujuan Hidup

Apa alasan sederhana yang membuatmu bersemangat bangun setiap pagi? Tujuan hidup adalah bahan bakar kebahagiaan. Tanpa tujuan, hidup bisa terasa hampa meski materi tercukupi. Tujuan tidak selalu harus spektakuler, karena hal-hal sederhana pun bisa memberi makna. Misalnya, ingin menjadi pribadi yang lebih sabar, ingin membantu keluarga, atau ingin memberi manfaat lewat pekerjaan yang kita tekuni. Viktor Frankl, seorang psikolog terkenal, menegaskan bahwa manusia mampu bertahan dalam penderitaan terberat sekalipun jika ia memiliki makna hidup. Maka, menemukan tujuan kecil maupun besar adalah langkah penting untuk hidup lebih bahagia.

Bahagia bukanlah hadiah yang datang di akhir perjalanan, melainkan proses yang kita jalani setiap hari. Dengan mensyukuri momen sederhana, mengelola pikiran negatif, merawat hubungan sosial, memberi dengan tulus, dan menemukan tujuan hidup, kita bisa membangun kebahagiaan versi kita sendiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun