Mohon tunggu...
Feri Jaya Warsa Sembiring
Feri Jaya Warsa Sembiring Mohon Tunggu... Freelancer - Feri's Blog

Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Uni Eropa Terkait Imigran Afrika

17 Januari 2021   22:10 Diperbarui: 17 Januari 2021   22:13 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mungkin banyak dari kita semua yang bertanya-tanya mengapa banyak Migran yang menjadikan Uni Eropa sebagai negara tujuan mereka. Alasannya yaitu karena adanya integrasi Uni Eropa yang ditandai dari adanya persetujuan Schengen yang ditandatangani oleh negara-negara Uni Eropa pada tahun 1985. Isi dari perjanjian itu adalah terjaminnya kebebasan bergerak untuk barang, jasa, modal, dan manusia baik yang berasal dari lokal maupun asing. Menurut berbagai penelitian perjanjian Schengen 1985 telah membuat banyak hal yang positif dan menguntungkan diantaranya adalah terbentuknya mitra perdagangan yang membuat hubungan antar negara jadi lebih dekat, bertambah aktifnya kegiatan ekspor dan impor dan meningkatnya jumlah wisatawan. Namun dilain sisi yang terjadi adalah melonjaknya jumlah imigran.

Para pelatihan politik, pengungsi, imigran, dan pencari suaka sejak beberapa tahun lalu telah menyebabkan berbagai masalah seperti masalah ekonomi, masalah keamanan, masalah budaya, serta masalah sosial. Apalagi banyak imigran yang tak tahu diri dan berterimaksih dan mereka juga tidak bisa beradaptasi di negara yang mereka tuju. Mereka meminta lebih dari apa yang telah mereka terima, apabila keinginan mereka tak terpenuhi mereka akan melakukan perlawanan dan pemberontakan. Contohnya bisa kita lihat dari kerusuhan dan penjarahan pada tahun 2011 di London, Inggris. Peristiwa tersebut disebabkan oleh para imigran dari Afrika dan Asia yang berakibat pada terhentinya berbagai kegiatan. Kerusuhan ini ternyata memiliki dampak terhadap pemerintah di negara-negara Eropa yang lain, seperti munculnya sikap ketidaksenangan terhadap Migran dan cenderung mendapat perlakuan yang tidak mengenakan.

Negara-negara  Eropa juga merasakan keamanannya terancam oleh para imigran. Oleh karena itu negara-negara Eropa menjaga wilayahnya semakin ketat agar tidak dimasuki oleh migran gelap. Negara-negara anggota Uni Eropa juga menginginkan untuk sementara melakukan kontrol diperbatasan mereka. Ditahun 2011 Prancis dan Italia berkeinginan agar perjanjian Schengen ditinjau kembali karena khawatir akan masuknya imigran yang berasal dari Afrika Utara. Pada tahun 2015 Perdana Menteri Belanda mengancam Yunani jika memungkinkan para migran bebas masuk ke negara-negara Eropa. Jerman juga melakukan upaya melalui kanselirnya Angela Merkel dengan melakukan pendekatan kepada Presiden Turki yaitu Recep Tayyip Erdogan dengan menjanjikan Turki menjadi anggota Uni Eropa apabila bisa menghentikan para imigran supaya tidak masuk ke Eropa. Pada tahun 2018 tepatnya pada pertemuan di Brussel tercapai kesepakatan salah satu diantaranya adalah Uni Eropa mengeluarkan dana untuk membujuk negara-negara seperti Mesir, Maroko, Tunisia, Aljazair, dan Libya untuk mendirikan tembok virtual yang berfungsi sebagai penampung orang yang hendak pergi ke Eropa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun