**"Saya hanya ingin punya camilan enak buatan sendiri. Tapi siapa sangka, kini saya bisa bantu keuangan keluarga dari situ,"** ujar Rizki Wibowo, mahasiswa semester 6 jurusan Manajemen di sebuah universitas swasta di Yogyakarta.
Berawal dari iseng-iseng membuat peyek kacang untuk teman kos, Rizki kini berhasil menjual lebih dari 1.000 bungkus per bulan lewat brand kecilnya yang ia beri nama **"Peyek Enak Rizki"**. Ia mengemas peyek tradisional dengan tampilan modern dan rasa yang tetap khas rumahan. Usahanya ini bukan hanya mendatangkan cuan, tapi juga membuka lapangan kerja kecil bagi tetangga di kampungnya.
**Membangun dari Dapur Kosan**
Ide bisnis ini muncul saat Rizki merasa makanan ringan di minimarket terlalu mahal. Ia mencoba membuat sendiri peyek kacang dengan resep dari ibunya. Ternyata, hasilnya disukai teman-temannya. Dari situlah ia mulai menjual lewat Instagram dan WhatsApp.
Tanpa modal besar, Rizki memanfaatkan dapur kos dan meminjam wajan dari ibu kos. "Saya belajar foto produk sendiri, pakai HP jadul. Tapi saya percaya rasa yang enak pasti nyampe ke hati orang," ujarnya sambil tertawa.
**Dukungan dari Komunitas Mahasiswa**
Usahanya tak berjalan sendiri. Rizki aktif mengikuti pelatihan kewirausahaan kampus dan tergabung dalam komunitas wirausaha muda. Dari sana, ia belajar tentang branding, manajemen keuangan, dan pemasaran digital.
Kini, produk "Peyek Enak Rizki" sudah punya label halal lokal, kemasan ramah lingkungan, dan dititipkan di beberapa kedai kopi sekitar kampus.
**Belajar Manajemen Lewat Usaha Sendiri**
Sebagai mahasiswa manajemen, Rizki mengaku senang bisa mempraktikkan ilmu yang dipelajari. "Saya jadi tahu pentingnya pembukuan, pencatatan stok, dan pelayanan pelanggan. Dulu ngasal, sekarang semua dicatat."
Ia juga membuktikan bahwa komunikasi bisnis sangat penting. "Kalau nggak bisa meyakinkan orang dengan kata-kata, produk seenak apa pun bakal susah laku," katanya.