Mohon tunggu...
M Ferdinan Nurwahid
M Ferdinan Nurwahid Mohon Tunggu... Bidang Penelitian dan Penalaran LTMI PB HMI

Saya seorang manusia yang dibesarkan di bumi dengan ijin Tuhan yang maha esa, saya memiliki hobi menulis, membaca dan berdiskusi mengenai perkembangan teknologi dan lingkungan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Mendorong Pangandaran sebagai Destinasi Geopark Dunia melalui Kereta Api Banjar-Cijulang

29 April 2025   10:27 Diperbarui: 29 April 2025   11:21 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalur Kreta Api Banjar-Pangandaran

Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) terus mengambil langkah konkret untuk mengakselerasi pembangunan wilayah, salah satunya melalui reaktivasi jalur kereta api Banjar-Cijulang, sesuai dengan slogan dari Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi yaitu Lembur di Urus, Kota di Tata. Upaya ini tidak hanya sekadar membangkitkan kembali jalur transportasi bersejarah, melainkan menjadi bagian dari strategi besar dalam memperkuat konektivitas antarwilayah, mengembangkan sektor pariwisata berkelanjutan, dan memberdayakan ekonomi masyarakat di kawasan selatan Jawa Barat.

Pangandaran, permata di pesisir selatan Jabar, telah lama dikenal dengan keindahan pantainya yang memukau, kekayaan hayati, serta keunikan geologis yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai destinasi Geopark Dunia. Keberadaan potensi tersebut telah mendorong penetapan Pangandaran sebagai salah satu destinasi wisata prioritas nasional. Namun demikian, keterbatasan infrastruktur dan aksesibilitas, khususnya dari wilayah metropolitan Bandung maupun kota-kota besar lainnya, menjadi hambatan nyata dalam optimalisasi potensi tersebut.

Oleh karena itu, reaktivasi jalur kereta api Banjar-Pangandaran sepanjang kurang lebih 82 kilometer menjadi jawaban strategis. Jalur ini, yang dahulu sempat beroperasi hingga tahun 1981 sebelum dihentikan akibat persoalan teknis dan ekonomi, kini dirancang untuk menghadirkan solusi transportasi massal yang murah, efisien, aman, dan ramah lingkungan. Dengan total estimasi anggaran sekitar Rp3,2 triliun, proyek ini diharapkan menjadi game changer bagi transformasi kawasan selatan Jawa Barat.

Reaktivasi jalur Banjar-Cijulang bukan hanya soal membangun kembali rel dan stasiun. Ini adalah tentang membuka ruang gerak baru bagi masyarakat lokal, mempercepat arus wisatawan, serta memperluas akses pasar bagi produk-produk unggulan daerah. Akses kereta api yang baik akan mengurangi ketergantungan pada jalur darat yang sering padat dan rawan kemacetan, serta memperpendek waktu tempuh dari Bandung, Jakarta, dan kota-kota besar lainnya menuju Pangandaran.

Lebih jauh lagi, keberadaan jalur kereta api ini akan menjadi katalisator utama dalam mendorong Pangandaran untuk mendapatkan pengakuan sebagai bagian dari Global Geoparks Network UNESCO. Aksesibilitas yang membaik akan memperbesar peluang kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara, meningkatkan kesadaran akan pentingnya konservasi geologi dan ekosistem, serta memperkuat posisi Pangandaran sebagai destinasi wisata berbasis pelestarian dan pendidikan.

Berdasarkam analisis Bidang Penelitian LTMI PB HMI kebijakan Reaktivasi Jalur Banjar-Cijulang dapat bermanfaat secara jangka panjang untuk :

  • Pengurangan Emisi Karbon:

Dengan peralihan ke transportasi massal berbasis kreta api, penggunaan kendaraan pribadi dapat ditekan, sehingga berdampak langsung pada pengurangan jejak karbon di kawasan wisata dan sekitarnya.

  • Peningkatan Daya Saing Pariwisata:

Infrastruktur yang lebih baik akan meningkatkan daya tarik Pangandaran di tingkat nasional maupun internasional, mendukung pencapaian target kunjungan wisatawan, dan memperkuat citra Jawa Barat sebagai provinsi pariwisata unggulan.

  • Penguatan Ekonomi Komunitas Lokal:

Keterlibatan masyarakat dalam sektor pariwisata, mulai dari penyediaan jasa akomodasi, kuliner, pemandu wisata, hingga produk kreatif lokal, akan mempercepat pertumbuhan ekonomi berbasis komunitas (community-based economy).

  • Mendorong Investasi dan Integrasi Wilayah:

Ketersediaan transportasi massal yang andal akan meningkatkan daya tarik investasi di bidang perhotelan, pariwisata, perdagangan, dan infrastruktur pendukung lainnya, serta mempercepat integrasi ekonomi antarwilayah di Jawa Barat bagian selatan.

  • Pelestarian Budaya dan Alam:

Program reaktivasi jalur ini juga mengintegrasikan konsep pembangunan berkelanjutan, di mana konservasi budaya, geologi, dan ekosistem tetap menjadi fokus utama dalam setiap langkah pengembangan.

Melalui kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, badan usaha, dan masyarakat, reaktivasi jalur kereta api Banjar-Cijulang ini diharapkan dapat menjadi model pembangunan yang tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi semata, tetapi juga menempatkan aspek lingkungan, sosial, dan budaya sebagai pilar utama.

Reaktivasi ini akan menorehkan babak baru dalam perjalanan Pangandaran menuju status Geopark Dunia, menjadikan kawasan ini sebagai contoh sukses bagaimana pembangunan infrastruktur dapat sejalan dengan pelestarian warisan bumi untuk generasi yang akan datang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun